Liputan6.com, Jakarta Hepatitis berarti peradangan hati. Penyebab seseorang terkena hepatitis karena adanya virus. Ketika seseorang terkena hepatitis, fungsi hati akan menurun dan kian lama menjadi rusak.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa jenis hepatitis yang diketahui, yakni hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Di antara keenam jenis hepatitis tersebut, kasus yang biasa dialami pasien di seluruh dunia, yakni hepatitis A, B, dan C.
Melansir laman Medicine Net, Jumat (27/7/2018), untuk memahami lebih lanjut, berikut ini jenis-jenis hepatitis.
Hepatitis A (HAV)
Hepatitis A menyumbang sekitar 1.781 infeksi baru per tahun di Amerika Serikat, sesuai data Centers for Disease Control and Prevention terbaru. Hepatitis A dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang seperti infeksi virus lainnya.
Infeksi virus hepatitis A dapat menyebar melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis A biasanya mudah menular dalam satu keluarga di satu rumah. Misal, ciuman intim.
Penyebaran infeksi hepatitis A juga bisa dari restoran dan di antara anak-anak jika mencuci tangan tidak bersih. Gejalanya termasuk kelelahan, mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan demam ringan.
Simak video menarik berikut ini:
Hepatitis B (HBV)
Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention tahun 2013, ada lebih dari 19.000 kasus baru infeksi HBV. Ada lebih dari 1.800 orang meninggal setiap tahun karena hepatitis B kronis di Amerika Serikat.
Penularan hepatitis B dapat menyebar melalui darah atau serum (bagian cairan darah) yang mengandung virus. Selain itu, penyakit menular ini dapat menyebar melalui kontak seksual, donor darah, jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi, dan transfusi darah.
Ibu hamil yang positif hepatitis B juga bisa menularkan infeksi kepada bayi. Infeksi juga dapat ditularkan dari tato, tindik, pisau cukur, dan sikat gigi (jika ada kontaminasi dengan darah yang terinfeksi).
Sekitar 6 persen hingga 10 persen pasien dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis B kronis. Infeksi ini berlangsung setidaknya enam bulan, bahkan bertahun-tahun.
Pasien dengan infeksi hepatitis B kronis juga berisiko kena sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Diperkirakan ada 2,2 juta orang di Amerika Serikat dan 2 miliar orang di seluruh dunia yang menderita hepatitis B kronis.
Gejala hepatitis B berupa mata kuning, sakit perut, dan warna air kencing tak jernih. Pada beberapa orang, terutama anak-anak, tidak mengalami gejala apa pun. Dalam kasus-kasus kronis, penderita bisa mengalami gagal hati, kanker atau jaringan parut dapat terjadi.
Advertisement
Hepatitis C (HCV)
Centers for Disease Control and Prevention melaporkan, ada sekitar 16.500 kasus hepatitis C baru yang dilaporkan per tahun. Hepatitis C ditularkan dari penggunaan jarum bersama di antara pengguna narkoba, dan transfusi darah.
Penularan virus juga bisa melalui kontak seksual. Diperkirakan 50 persen hingga 70 persen pasien dengan infeksi hepatitis C akut mengalami infeksi kronis. Hal ini bisa berujung sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Diperkirakan ada sekitar 3,2 juta orang mengalami hepatitis C kronis di Amerika Serikat.
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala hepatitis C. Mereka mungkin mengalami kelelahan, mual, kehilangan nafsu makan, dan mata juga kulit kuning.
Hepatitis D, E, dan G
Ada juga jenis hepatitis virus D, E, dan G. Yang paling penting saat ini adalah virus hepatitis D (HDV), yang juga dikenal sebagai virus delta atau agen.
Penularan hepatitis D ditularkan penggunaan jarum bersama di antara pengguna narkoba, darah yang terkontaminasi, dan kontak seksual. Individu yang sudah terinfeksi hepatitis B kronis dapat terkena infeksi hepatitis D pada saat yang sama.
Jika seseorang terinfeksi virus hepatitis D dan hepatitis B secara bersamaan sangat sulit diobati. Gejala hepatitis D berupa sakit perut, mual, dan kelelahan.
Virus hepatitis E (HEV) mirip dengan hepatitis A. Ini terjadi terutama di Asia, yang mana ditularkan air yang terkontaminasi. Beberapa gejala berupa sakit kuning, kurang nafsu makan, dan mual. Dalam kasus yang jarang terjadi, mungkin berkembang menjadi gagal hati akut.
Virus Hepatitis G (HGV, yang juga disebut GBV-C) baru-baru ini ditemukan dan menyerupai hepatitis C. Namun, virus hepatitis G berupa flaviviruses (jenis virus). Saat ini, virus hepatitis G dan dampaknya sedang diselidiki lebih lanjut.
Advertisement