Liputan6.com, Jakarta Menyadari negaranya rawan gempa, pemerintah Jepang tak cuma memiliki sistem peringatan bencana dan rutin melakukan simulasi mitigasi bencana. Jepang juga membuat aturan khusus mengenai bangunan di sana agar tahan gempa.
"Membangun rumah pun harus lulus hitungan tahan gempa. Ini sudah ada hukumnya," kata Andreas Hermawan yang sudah tinggal selama 22 tahun di Shizuoka, Jepang.
Baca Juga
Perusahaan SPKLU Jepang Turun Tangan Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Aktor Shohei Hino Meninggal Dunia, Ini 6 Film dan Drama Terbaik Mendiang Termasuk The Boy and the Heron
Sukses Berkat Shin Godzilla, Shinji Higuchi Bakal Menyutradarai Remake Film Thriller Jepang Bullet Train Explosion
Lalu, di titik-titik rawan gempa, ada larangan membangun gedung dengan tinggi melebihi ketentuan tertentu.
Advertisement
Bila aturan membangun gedung atau rumah sudah jelas dan dipatuhi, warga akan mendapat rasa aman. Sigit, warga negara Indonesia yang sudah 5 tahun bermukim di Tokyo menduga rasa aman itu yang membuat masyarakat di Jepang bisa melakukan mitigasi bencana dengan baik.
"Bisa jadi itu yang membuat orang Jepang tidak lari, tetap tenang, bahkan tetap bekerja, dan melindungi diri ketika ada gempa. Ya, karena percaya dengan (kondisi) bangunannya," kata Sigit, warga negara Indonesia yang sudah 5 tahun tinggal di Tokyo.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Rutin latihan menghadapi bencana
Saat gempa datang, baik anak kecil hingga orang tua yang tinggal di Jepang pun sudah tahu harus berbuat apa. Misalnya saat gempa datang, tidak boleh bergerak.
Lalu, jika gempa terasa makin kencang mulai merunduk atau melindungi diri di bawah meja. Ketika bangunan roboh juga diberitahu harus melakukan apa.
Kemampuan menghadapi gempa seperti ini bukan hasil yang didapat secara instan, melainkan masyarakat di sana rutin melakukan simulasi bencana. Sigit menceritakan paling tidak setiap enam bulan sekali pengurus apartemennya memberitahu bahwa akan akan simulasi bencana.
"Istilahnya bosai. Warga berkumpul, kemudian ada petugas pemadan kebakaran melatih atau mengingatkan kembali ketika ada bencana kebakaran seperti apa, gempa seperti apa," cerita Sigit.
Lalu, di setiap wilayah biasanya warga sudah diberitahu sekolah mana yang dijadikan titik evakuasi.
"Dengan latihan rutin, baik di lingkungan tempat tinggal, sekolah maupun tempat kerja diharapkan kesadaran dan kewaspadan meningkat. Kesadaran maksudnya lebih pada kesadaran individu menyelamatkan diri, tidak dipasrahkan tim penyelamat," kata Andreas.
Advertisement