Demi Air Bersih, Anak-Anak Sikka, NTT Jalan Kaki 4 Kilometer

Cheril, bocah asal Sikka, NTT, harus jalan kaki beberapa kilometer untuk mendapatkan air bersih.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 14:00 WIB
Anak-anak di beberapa desa di Sikka, NTT, mencari air setiap hari dengan jalan kaki. (Foto: Youtube Wahana Visi Indonesia)
Anak-anak di beberapa desa di Sikka, NTT, mencari air setiap hari dengan jalan kaki. (Foto: Youtube Wahana Visi Indonesia)

 

Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian dari kita, untuk mendapatkan air bersih hanya dengan memutar keran. Namun, tidak dengan sebagian masyarakat di Indonesia timur yang kerap dilanda krisis air bersih saat musim kemarau. Mereka harus berjalan kaki beberapa kilometer membawa jeriken demi mendapatkan air bersih.

Perjuangan berat mendapatkan air bersih dialami masyarakat di Desa Hepang dan Desa Wolomotong, Kabupaten Sikka, NTT. Curah hujan yang rendah, membuat masyarakat di sana, termasuk anak-anak, harus berjalan sejauh 3-4 kilometer setiap hari untuk mengambil air bersih di sumber mata air. 

"Setiap pagi saya harus mengambil air, berjalan kaki selama 1 jam. Air tidak mengalir di desa saya," kata bocah 11 tahun asal Desa Hepang, Cheril saat hadir dalam peluncuran kampanye #beranimimpi 2018 di Jakarta ditulis Rabu (8/8/2018).

"Kadang saya terlambat ke sekolah karena harus mengambil air," tutur Cheril lagi.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Sebagian anak putus sekolah

Ilustrasi anak-anak pelajar SD yang tengah masa pengenalan sekolah di Garut
Ilustrasi anak-anak pelajar SD yang tengah masa pengenalan sekolah(Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Selain terlambat masuk sekolah, beberapa anak terpaksa putus sekolah gara-gara minim air bersih.

"Bahkan, di beberapa kejadian sampai ada anak yang putus sekolah, karena uang yang dimiliki digunakan untuk membeli air," kata Area Program Manager Sikka dari Wahana Visi Indonesia, Johny Noya, lewat sambungan telepon.

Saat sumber air mengering, masyarakat harus membeli air Rp250.000 per tangki yang biasa habis dalam 1-2 minggu.

Selain berdampak pada pendidikan, krisis air bersih memengaruhi kesehatan warga di desa itu. Data menunjukan hanya 21,8 persen masyarakat yang terbiasa cuci tangan karena air bersih terbatas. Tak heran bila angka diare di Sikka tinggi. 

Wujudkan mimpi warga Sikka

Beberapa publik figur terlibat kampanye penggalangan dana untuk anak-anak di Sikka, NTT (Foto: Nita Utami)
Beberapa publik figur terlibat kampanye penggalangan dana untuk anak-anak di Sikka, NTT (Foto: Nita Utami)

Untuk mewujudkan mimpi anak-anak Sikka mendapat akses air bersih, Wahana Visi Indonesia melalui #beranimimpi mengajak seluruh masyarakat indonesia untuk berkompetisi penggalangan dana, yang hasilnya akan digunakan untuk pembangunan pipa air di desa tersebut.

Para publik figur seperti Indi Barends, Ayla Dimitri, Firrina Sinatrya, dan banyak lainnya ikut mendukung kampanye ini.

Untuk mengikuti kampanye ini masyarakat bisa mengakses langsung melalui beranimimpi.id, untuk mendaftar sebagai fundraiser ataupun donatur. Penggalangan dana berlangsung hingga 20 September 2018. Tiga orang yang berhasil mengumpulkan dana terbanyak akan di berangkatkan ke Sikka, untuk mengikuti kegiatan voluntarism pada Oktober 2018.

 

Penulis: Nita Utami

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya