Sebelum Memberi Cap Anak Nakal, Ketahui 3 Hal Ini

Jangan langsung memberi cap Si Kecil anak nakal. Ada beberapa hal yang membuat anak jadi sulit dikontrol.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2018, 14:00 WIB
Anak menangis (iStock)
Jangan langsung memberi cap Si Kecil itu anak nakal ketika ia sulit diatur. (Ilustrasi iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Saat anak bersikap manis dan mudah diberitahu betapa senangnya hati orangtua. Namun, ketika anak marah, kesal, dan tak terkontrol beberapa orangtua mencap sebagai anak nakal. 

Namun, sebagai orangtua sebaiknya tidak langsung memberi cap anak nakal ketika dia berulah. Mungkin sikap Si Kecil tak terkendali, namun ada fakta lain dibalik sikapnya tersebut seperti dilansir UpWorthy.

1. Tidak bisa mengendalikan dorongannya

Pernah berkata kepada anak, "Jangan lempar itu!" dan mereka membuangnya?. Jika iya, ada beberapa alasan.

Penelitian menunjukkan daerah otak yang bekerja dalam hal pengendalian diri belum matang saat lahir dan belum dewasa sepenuhnya sampai akhir masa remaja. Ini  berarti mengembangkan kontrol diri adalah proses yang panjang dan lambat.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Apa Kata Psikolog: Sejauh Mana Ayah Bisa Ikut Mengasuh Anak?
Dalam pengasuhan, sebenarnya tidak ada batasan sampai sejauh mana ayah bisa terlibat.

2. Stimulasi berlebihan

Anak menangis
Ilustrasi anak menangis (iStockphoto)

Mengajak anak-anak bermain di taman, lalu pergi ke rumah kerabat kemudian bermain lagi, bertemu banyak orang. Jangan heran kalau anak menjadi sangat kelelahan dan menjadi rewel.

Kondisi tersebut merupakan overstimulation. Biasanya Si Kecil akan merasa lelah tapi ingin bermain dan mengantuk. Ia pun jadi malas makan. Tidur pun jadi sulit dan akhirnya menangis tak terkendali.

3. Kebutuhan fisik anak-anak mempengaruhi suasana hati

Kondisi psikologis anak sangat dipengaruhi oleh kebutuhan fisiknya. Misalnya saat anak lapar atau haus, ia akan jadi sangat mudah menangis dan rewel. Begitu pun ketika tubuhnya kelelahan atau mengantuk.

Anak belum tahu dan bisa memberi tahu kebutuhannya. Sehingga, ia pun mengamuk dan menangis. Orangtua harus lebih peka dengan keadaan ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya