Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Kondom dan Pelumas Beraroma untuk Seks Oral, Amankah untuk Seks Vagina?

Kondom dan pelumas beraroma pada umumnya digunakan untuk seks oral, aman atau tidak bila kedua produk tersebut diterapkan pada seks vagina?

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Okt 2018, 23:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 23:00 WIB
Kondom
Kondom dan pelumas beraroma untuk seks oral apakah aman digunakan untuk seks vagina. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seks oral dengan menggunakan kondom dan pelumas beraroma dapat menciptakan sensasi lebih menyenangkan bagi pasangan. Namun, apakah kedua produk tersebut aman digunakan untuk seks vagina?

Kondom beraroma adalah kondom berbahan lateks dengan lapisan eksternal yang beraroma. Kondom dan pelumas beraroma memang membantu jadikan seks oral lebih menyenangkan.

Tekstur lateks yang kenyal dan aroma dari kondom dapat membantu menutupi rasa lateks yang berasal dari poliuretan atau poliisopren (karet alam). Bahan beraroma dianggap aman dan umumnya tidak akan menyebabkan iritasi pada mulut, tenggorokan, dan tangan.

Menurut praktisi seksual dan reproduksi Tlaleng Mofokeng, beberapa kondom dan pelumas beraroma diberi label agar aman digunakan untuk seks oral.

"Tapi mayoritas hanya ditujukan untuk seks oral. Penting untuk membaca label kondom atau pelumas beraroma apa pun. Ini untuk memastikan jenis aktivitas seksual apa yang dilakukan (seks oral atau seks vagina)," kata Tlaleng, dilansir dari Times Live, Jumat (19/10/2018).

Kondom dan pelumas beraroma punya berbagai jenis rasa. Contohnya beraroma jeruk nipis, cokelat, dan bubblegum. Pada umumnya produk tersebut telah diuji agar aman digunakan.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Iritasi dan bakteri vaginosis

Kondom
Kondom dan pelumas beraroma dapat menyebabkan iritasi. (iStockphoto)

Walaupun kondom dan pelumas beraroma sudah diuji klinis, ada kekurangan yang terjadi. Kondom beraroma pada umumnya tidak diproduksi dalam berbagai ukuran. Hal ini dapat membahayakan kemampuan kondom jika kondom yang dipakai tidak sesuai dengan ukuran penis.

"Banyak pria dapat menggunakan kondom ini tanpa masalah besar. Namun, bahan kimia yang beraroma dan berasa juga berpotensi menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa vagina (jika pasangan melakukan seks vagina)," Tlaleng menjelaskan.

Perasa yang digunakan untuk produk ini, seperti gliserin, aspartam atau sakarin dapat memengaruhi keseimbangan pH vagina. Akibatnya, meningkatkan risiko berkembangnya bakteri vaginosis pada vagina.

Pilih sesuai kebutuhan

Kondom
Sebelum membeli, kondom dan pelumas beraroma harus dipilih sesuai kebutuhan. (iStockphoto)

Ketika memilih pelumas beraroma, Anda perlu memeriksa label untuk memastikan jenis pelumas, apakah pelumas berbasis air atau silikon.

Pelumas berbasis silikon dapat menurunkan struktur kimia dan kinerja kondom lateks. Kondom pun dapat rusak sehingga memengaruhi kemampuan kondom untuk terlindung dari penyakit menular seksual.

"Saat membeli kondom atau pelumas, baca label secara lengkap. Disarankan agar Anda membeli bermacam-macam kondom dan pelumas beraroma untuk seks oral. Perlu juga membeli kondom dan pelumas tanpa perasa (tanpa aroma) untuk seks vagina," ujar Tlaleng.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya