Liputan6.com, Jakarta Di balik pembawaan yang selalu ceria dan tampak santai dalam menjalani hidup, Karin Novilda atau Awkarin ternyata pernah mengalami dua kali depresi.
Sisi kelam ini dibagikan influencer media sosial berumur 20 tahun tersebut di situs berbagi video belum lama ini.
Baca Juga
"Dulu banget aku pernah kena mental depression (depresi). Long before Instagram thing, long before diputusin," kata Awkarin lewat video berjudul I Quit Instagram yang diunggah 22 Oktober 2018.
Advertisement
Karin merasa dirinya depresi ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat itu ia merasa cemas kehilangan sesuatu.
"Aku takut kehilangan sesuatu, enggak harus pacar, (bisa) sahabat, keluarga. Intinya aku takut kehilangan sesuatu, momen, atau sesuatu yang aku punya. Dan itu aku laluin selama dua tahun," kata Awkarin menambahkan.
Saat itu, Karin tidak tahu harus melakukan apa. Dia tidak tahu bahwa penting untuk segera berkonsultasi ke psikolog atau berbagi cerita ke teman. Alhasil, kesehatan mentalnya makin parah. Ia pun malu menceritakan apa yang dirasakan kepada orangtua, apalagi teman.
Namun, ia berusaha bangkit, mencari cara agar tidak lagi terjebak dalam ketakutan itu. "Aku nonton motivational speech, baca-baca buku motivasi, sampai aku enggak depresi lagi. Dan, aku melalui itu sendiri," katanya.
Saksikan juga video menarik berikut:
Depresi lagi
Putri pasangan dokter gigi dan dokter spesialis mata ini pun kembali mengalami depresi di Juli 2017. Kesehatan mentalnya terganggu usai banyak orang menuduhnya jadi penyebab kematian seseorang.
"Aku depresi lagi, tapi depresi yang kali ini enggak terjadi lama. Dan aku juga mulai ngerti juga, jadi mental depression cuma dua bulan," katanya.
Beruntung juga ketika ia melewati fase kelam ditemani oleh teman-teman yang benar-benar peduli padanya, sehingga ia bisa cepat keluar dari belenggu depresi.
Berbicara panjang lebar soal masalah mental yang pernah ia alami, Karin sama sekali tak malu. Masalah gangguan kesehatan mental sama dengan kesehatan fisik yang tidak bisa disepelekan.
Ia juga mengingatkan kepada penggemarnya yang memiliki masalah mental agar tak malu mengungkapkan dan segera mencari pertolongan.
"Maka, kalau mengalami hal yang sama dengan (seperti) yang aku rasakan, lebih baik kalian the best thing to do sharing sama orang-orang yang peduli. Kalau misalnya punya waktu dan uang juga bisa berkonsultasi ke pakar, ke psikolog, itu lebih bagus lagi," sarannya.
Advertisement