Ini Pentingnya 7 Menit Jalan Kaki untuk Pasien Penyakit Jantung

Kegiatan santai seperti jalan kaki selama 7 menit, bermanfaat setelah melakukan kegiatan tidak aktif selama 20 menit. Terutama bagi mereka yang memiliki masalah jantung

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Okt 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 18:00 WIB
Jalan Kaki
Jalan Kaki (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Gaya hidup aktif merupakan salah satu kunci untuk menjaga kesehatan serta panjang umur. Salah satu yang paling mudah dilakukan adalah dengan jalan kaki.

Bagi pasien dengan kondisi penyakit jantung misalnya. Jalan kaki ternyata memiliki manfaat yang baik jika dilakukan dengan durasi yang cukup.

Melansir Indiatimes pada Kamis (25/10/2018), pasien penyakit jantung haruslah melakukan aktivitas fisik ringan seperti berdiri atau jalan santai sekitar tujuh menit setelah dua puluh menit duduk di depan komputer atau menonton televisi.

Sebuah penelitian yang dipresentasikan di Canadian Cardiovascular Congress 2018 di Toronto menemukan tentang manfaat jalan kaki bagi para penderita sakit jantung. Mereka meneliti berapa banyak gerakan, dengan durasi berapa, yang diperlukan untuk mengeluarkan 770 kilokalori (kkal).

"Studi kami menunjukkan bahwa pasien penyakit jantung harus menghentikan waktu tidak aktif setiap 20 menit, dengan aktivitas fisik ringan selama 7 menit," kata penulis studi Ailar Ramadi dari University of Alberta, Edmonton, Kanada.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Menghabiskan 770 kkal

gaya hidup sehat (iStockphoto)
Ilustrasi jalan kaki dan gaya hidup sehat (iStockphoto)

Ramadi menambahkan, kegiatan sederhana seperti berdiri dan berjalan dengan kecepatan biasa, akan menghabiskan lebih dari 770 kkal dalam sehari, jika dilakukan dengan frekuensi dan durasi tersebut.

Penelitian ini melihat pasien dengan penyakit arteri koroner dan mempelajarinya selama lima hari berdasarkan tingkat aktivitasnya. Setelah itu, mereka menarik sebuah kesimpulan.

Pemantauan aktivitas kemudian mencatat jumlah energi yang dihabiskan selama jeda dari kegiatan yang tidak aktif, jumlah waktu tidak aktif, dan jumlah serta durasi istirahat setiap saat mereka melakukan kegiatan sedentary.

"Ada banyak bukti saat ini, bahwa duduk untuk waktu yang lama buruk bagi kesehatan," kata Ramadi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, tidak aktif untuk waktu yang lama bisa mempersingkat hidup. Namun, melakukan kegiatan aktif di sela waktu-waktu tersebut dapat menangkal risikonya. Terutama, jika membakar lebih dari 770 kkal per harinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya