Liputan6.com, Jakarta Eka Situmorang-Sir sudah satu dekade berstatus sebagai nyonya Adrian Sir. Sepuluh tahun membina biduk rumah tangga, Eka merasa tidak pernah kehabisan stok rasa kagum terhadap suami tercinta.
Terlebih di Hari Ayah Nasional yang jatuh setiap 12 November, blogger populer satu ini, rasa-rasanya hendak mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya lantaran Adrian sudah menjadi suami sekaligus ayah yang bertanggung jawab.
Baca Juga
"Ini sih bisa jadi satu blog post sendiri," kata Eka saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Senin, 12 November 2018.
Advertisement
Bicara soal sang suami, di mata Eka, Adrian adalah tipikal suami yang enak diajak berdiskusi. Setiap keputusan yang dia buat selalu berdasarkan data.
"Detil banget orangnya. Mungkin karena ia seorang akuntan," ujarnya. Eka pun menjadi nyaman karena dia tahu apa yang mereka jalani adalah hasil pertimbangan yang telah dipikirkan masak-masak.
Di sisi lain, Adrian dianggap lebih bisa ngemong yang bikin Eka bebas bermanja ria, dan tahu apa yang sang istri mau.
ÂÂÂView this post on Instagram
Namun, saat menjadi ayah, Adrian yang terlihat kalem berubah lebih tegas dan cenderung lebih galak. Sampai-sampai anak mereka, Sebastian, 4 tahun, langsung ngacir ke belakang badan Eka sebagai bentuk minta perlindungan.
"Kalau saya masih bisalah longgar-longgar sedikit, tapi Adrian enggak," kata Eka.
"Ya, saling melengkapi, lah. Kalau dua-duanya longgar, malah bahaya," ujarnya menambahkan.
Eka, mengatakan, tegas dan galak yang ditunjukkan Adrian selama ini berdasarkan kesepakatan bersama. Di saat ayah yang tegas, ibu tidak boleh ikut campur. Hal ini bertujuan supaya Basti, panggilan sayang Eka dan Adrian untuk buah hati mereka, tidak bingung.
"Aku enggak mau sampai Bastinya bingung. Kok yang satu bilang boleh, yang satunya malah tidak membolehkan," kata sang pemilik Cerita Eka ini.Â
Â
ÂÂÂView this post on Instagram
Berat memang untuk tidak membela si Kecil saat ayahnya sedang marah. Namun, mau bagaimana lagi, itu sudah kesepakatan bersama yang harus mereka kerjakan.
"Setelah selesai dan ada waktu berdua, biasanya aku sampaikan keberatanku soal caranya memarahi anak. Biar harga diri orangtua tidak jatuh di mata anak," kata Eka.
Â
Jarang Sekali Marah
Menurut Eka, pria lulusan Universitas Atmajaya itu jarang sekali marah. Akan tetapi kalau nada suaranya sudah naik sedikit saja, bisa bikin Eka kalang kabut.
Meski begitu, ada banyak kebaikan lainnya di diri Adrian yang patut diapresiasi. Yang rasa-rasanya tidak salah juga bila itu dipamerkan ke ibu-ibu lainnya.
Salah satunya, dalam hal mengasuh anak semata wayang mereka. Setiap Sabtu dan Minggu, Eka dibebastugaskan sebagai ibu yang repot mengurus buah hatinya. Semua kendali Adrian yang ambil alih.
"Mulai dari nyuapin dan ngajak main jadi tanggung jawabnya Adrian. Kalau dirasa butuh, baru sesekali saya keluar rumah," kata Eka.
Â
Advertisement
Gue Enggak Salah Pilih Suami
Melihat sosok Adrian yang seperti itu, Eka selalu bersyukur dan berkata dalam hati 'Gue engga salah pilih suami'. Sebab, Adrian jauh dari gambaran sosok seorang suami di masyarakat kebanyakan, yang tugasnya cukup cari duit dan urusan rumah serta anak menjadi tanggungan istri.
"...But definitely not my man. He's involved and really hand on raising our kid," kata Eka.
Belum lagi nih kalau Adrian keluar sikap romantisnya. Eka bisa klepek-klepek saking bahagianya.
Dia bercerita soal Adrian yang pernah melakukan hal kecil tapi sangatlah romantis. Saat itu, kondisi Eka sedang agak jenuh dan kelelahan begitu sampai di rumah.
"Eh, Adrian kasih ide, dong. 'Please take your me time this whole weekend. I'll take care of. You don't need to worry or think of anything. Just go with your friends, buy something you like and have fun'," kata Eka.
"Jleb. Di saat itu, saya langsung sujud syukur dan bilang 'Gue kagak salah pilih laki'," kata dia menambahkan.
Terima Kasih Eka untuk Adrian
Dear Papi Adrian, terima kasih sudah menjadi batu karang di keluarga kecil kita. Terima kasih untuk semua kerja keras tak kenal lelah so I can be at home with our son and pursue my passion.
Terima kasih sudah mengajari anak kita main bola (aku nggak bisa soalnya hahaha), ngajarin ia cuci mobil, berkebun, dan lain-lain. Terima kasih sudah memperlakukanku dengan sangat baik, you are giving an example to our son on how a man should treats a lady. And that’s the most important legacy of all.
We love you. So much!
Advertisement