Menanti Kehadiran Ring Jantung yang Bisa Diserap Tubuh

Teknologi baru dalam bidang kardiovaskular di masa depan, ada ring jantung (stent) yang dapat diserap tubuh. Ring jantung tersebut masih dalam proses penelitian.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Nov 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 18:00 WIB
Ilustrasi jantung
Ilustrasi jantung (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Sejak berkembangnya ring jantung (stent) berbahan logam atau metal pada pertengahan 1980-an, kini ada teknologi canggih ring jantung yang bisa diserap tubuh. Penelitian dan pembuatan ring jantung yang bisa diserap tubuh dilatarbelakangi dengan ring jantung metal permanen yang punya kerugian pada tubuh. Ring jantung ini berpotensi membuat respons tubuh sensitif terhadap kondisi, seperti hiperplasia neointimal—perpindahan sel otot halus—yang mengarah restenosis in-stent atau trombosis ring (penyempitan ring jantung secara bertahap).

Ring jantung metal juga membebankan pengendalian fisik tubuh. Misal, mengubah fisiologi pembuluh darah. Pengembangan ring jantung yang bisa diserap tubuh atau dikenal dengan sebutan Bioresorbable Stent (Bioresorbable vascular scaffolds/BVS). Bioresorbable merupakan sifat mampu diserap pada jaringan biologis. Bioresorbable yang paling banyak dipelajari dan digunakan secara klinis adalah Absorb BVS. Jenis ring jantung ini sudah tidak menggunakan logam atau metal, melainkan terbuat dari bahan asam polylactic (PLA) yang dapat larut secara alami pada tubuh.

Pelarutan ke dalam tubuh ring jantung BVS ini memakan waktu sekitar  3-4 tahun. Perangkat ring jantung yang diserap tubuh ini khususnya ditujukan untuk pasien yang menderita penyakit jantung koroner. Studi terus dilakukan dengan  membandingkan ring jantung metal dan BVS. Berdasarkan Diagnostic and Interventional Cardiology, ring jantung metal membatasi gerakan pembuluh darah.

Namun, studi klinis dari Absorb menunjukkan pembuluh darah dapat kembali berkontraksi setelah ring jantung larut pada tubuh. Keunggulan ring jantung BVS ini disampaikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Sodiqur Rifqi dalam konferensi pers “ISICAM – InaLive 2018” di Hotel Fairmont, Jakarta.

“Untuk pemasangan ring (jantung) secara umum, ada ring  yang sudah bisa diserap tubuh. Masih di dalam penelitian. Tapi kalangan intervensi jantung menganggap, belum jadi sesuatu yang bagus untuk digantikan. Padahal, sebetulnya mungkin ke depan akan menggantikan (ring) metal. Sekarang, masih dalam pengembangan untuk menjadi terbaik,” papar Rifqi, ditulis Senin (26/11/2018).

Penelitian dan uji klinis BVS dilakukan di Amerika Serikat. Menurut Direktur Penelitian dan Pendidikan Kardiovaskular Gregg W Stone dari Center for Interventional Vascular Therapy, Columbia University Medical Center, New York-Presbyterian Hospital, bioresorbable ring jantung merupakan kemajuan besar dalam pengobatan penyakit jantung koroner. Gregg, yang memimpin uji klinis BVS menyampaikan, teknologi baru ini menarik bagi dokter maupun pasien. Ini karena setelah mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung, ring itu akan diserap tubuh. Tanpa meninggalkan jejak perangkat apapun di tubuh.

 

 

Terkait teknologi terbaru dalam bidang kardiovaskular, jurnalis Liputan6.com mengangkat tulisan tentang ring jantung yang bisa diserap tubuh. Di masa depan, ring jantung tersebut dapat dikatakan sebagai pengganti ring jantung sekarang yang terbuat dari metal atau logam.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Beri kemudahan pada pasien

20151002-Ring Jantung
Ring jantung yang dapat diserap tubuh memudahkan pasien dalam pengobatan. (istockphoto)

Ring jantung yang dapat diserap tubuh diklaim aman untuk pembuluh darah. Potensi penyumbatan pembuluh darah dapat berkurang. Di masa depan, ring BVS memungkinkan akses yang lebih mudah sebagai pilihan pengobatan jika itu terbukti sangat diperlukan untuk pasien. Walaupun BVS masih dalam tahap penelitian dan uji klinis, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada tahun 2016 sudah mengeluarkan siaran pers tentang persetujuan ring jantung BVS.

Persetujuan FDA dirilis saat teknologi canggih BVS diperkenalkan pertama kali. Direktur Perangkat Kardiovaskular FDA Center for Devices and Radiological Health, Bram Zuckerman mengatakan, persetujuan FDA tentang Bioresorbable Vascular Scaffold menawarkan pilihan pengobatan baru untuk pasien yang akan menjalani angioplasty. Prosedur angiosplasty dengan membuka pembuluh darah (arteri koroner) yang menyuplai darah menuju jantung. Prosedur ini juga disebut percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA).

Adanya BVS dapat mempermudah prosedur angioplasty daripada menggunakan metal permanen. Keunggulan lain, ring jantung BVS mampu melepaskan obat everolimus—obat mencegah reaksi penolakan—untuk membatasi pertumbuhan jaringan parut. Ring jantung terbaru sulit dilihat selama pemasangan di bawah X-ray sehingga ring jantung punya empat penanda platinum yang sangat kecil, menggambarkan ujung ring. Setelah ring jantung diserap tubuh, penanda platinum yang tertanam di dinding arteri dapat mengidentifikasi BVS ditempatkan pertama kali.

Bila pasien membutuhkan operasi bypass jantung juga akan mudah. Ring jantung yang terbuat dari logam atau metal dapat menyulitkan operasi bypass jantung. Bahan metal ring masih ada di pembuluh darah jantung. Berbeda dengan ring jantung yang diserap tubuh.

“Ring jantung yang bisa diserap tubuh, ke depannya kalau pasien mau operasi bypass jantung pun masih bisa. Karena metalnya enggak ada. Kalau (ring jantung) sekarang kan enggak bisa (untuk bebas bypass jantung) karena metalnya ada seumur hidup. Kalau mau operasi bypass juga sulit karena metalnya masih ada di situ,” Rifqi menambahkan.

Jika pasien harus operasi bypass jantung, ring jantung metal yang ada di pembuluh darah harus dibuka terlebih dahulu. Ring jantung BVS dapat membuat pembuluh darah berkontraksi lagi, baik mengembang dan mengempis. Bila hasil uji klinis menunjukkan, manfaat yang besar buat pasien. BVS dapat menggantikan ring jantung metal yang sekarang digunakan.

“Kalau sudah ditemukan hasil positifnya buat pasien, saya kira (ring jantung BVS) bisa menggantikan stent sekarang, stent berbahan metal,” ujar Rifqi, yang sehari-hari berpraktik di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah.

Bukti klinis jangka panjang perlu ditemukan

Ilustrasi jantung (iStock)
Bukti klinis ring jantung larut pada tubuh perlu diteliti hasilnya dalam jangka panjang. (iStock)

Dari jurnal The Development of Coronary Artery Stents: From Bare-Metal to Bio-Resorbable Types, yang diterbitkan MDPI Journal pada 2016, ring jantung BVS punya efek samping rendah pada tubuh selama 3-4 tahun, hingga perangkat itu terserap ke tubuh.  Ketebalan perangkat dengan ukura 150 mm menunjukkan, hasil percobaan awal, efek samping rendah pada jantung. Bahkan tidak menimbulkan efek samping selama setahun penggunaan.

Di sisi lain, banyak ahli kardiologi melihat BVS  menawarkan perubahan dalam standar perawatan, yang menggantikan ring jantung metal. Namun, ada tantangan termasuk tingginya biaya pengobatan ring jantung BVS. Kepala Divisi Kardiovaskular UH Case Medical Center, Daniel Simon mengungkapkan, BVS yang mampu membuat pembuluh darah normal dipandang sebagai fitur positif dari teknologi, tapi tidak ada bukti klinis yang menunjukkan perbedaan saat diterapkan di dunia nyata.

Ia menambahkan FDA mengambil semacam pendekatan terbatas, tapi ada banyak pertanyaan tentang ring jantung yang larut di tubuh.

"Pertanyaan yang harus kita tanyakan adalah bagaimana kinerja klinis perangkat? Bagaimana hal itu akan digunakan oleh dokter dalam praktik klinis," kata Simon. “Tidak ada yang tahu, apa manfaat klinis dari stent bioresorbabel. Perangkat itu mengembalikan pembuluh darah ke keadaan normal, tetapi belum ada data klinis yang menunjukkan, hal itu benar-benar membantu hasil pengobatan jangka panjang pasien,” Simon melanjutkan.

Walaupun begitu, Simon setuju perangkat BVS merupakan langkah maju yang besar dalam teknologi ring jantung. Pasien juga harus memerhatikan faktor risiko dalam penggunaan ring, baik ring metal maupun ring jantung yang diserap tubuh. Beberapa faktor risiko, yakni faktor yang menyebabkan terjadinya  penyakit jantung koroner. Contohnya, kolesterol tinggi, hipertensi, dan obesitas (kelebihan berat badan).

“Itu (faktor risiko) harus dikendalikan, baik sebelum dan sesudah pasang ring. Jangan salah, kalau sudah pasang ring jantung bukan berarti sudah bebas (mau ngapain saja). Ya, tetap harus merawat pembuluh darah dengan baik agar tidak menyempit kembali,” Rifqi menambahkan.

Setelah pasang ring jantung, pembuluh darah berisiko tinggi tersumbat kembali di tempat yang dipasang ring maupun di area bagian tubuh lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya