Dibandingkan Lari, Angkat Beban Lebih Efektif Lindungi dari Serangan Jantung

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa latihan berat seperti angkat beban lebih melindungi seseorang dari serangan jantung ketimbang sekadar lari

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Nov 2018, 12:22 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2018, 12:22 WIB
Latihan angkat beban (iStock)
Ilustrasi angkat beban (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ketimbang latihan kardio seperti lari, angkat beban ternyata lebih melindungi seseorang dari penyakit jantung dan stroke. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah penelitian.

Melansir New York Post pada Selasa (20/11/2018), kedua jenis olahraga ini memang meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Namun, angkat beban dianggap lebih efektif dalam penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari St George University, Grenada.

Latihan pembentukan otot dianggap membuat lebih banyak penurunan berat badan dan tekanan darah, serta lebih sedikit insiden diabetes. Namun, tidak ada aktivitas yang meningkatkan jumlah lemak yang menyumbat arteri dalam darah seperti kolesterol.

Penelitian ini menganalisis data kesehatan dan kebiasaan berolahraga dari 4.806 orang dewasa. Mereka menemukan, 36 persen dari orang berusia 21 hingga 44 yang terlibat dalam olahraga statis. Sementara, 28 persen terlibat dalam latihan yang dinamis seperti lari.

Selain itu, angka untuk orang yang lebih tua di atas 45 tahun masing-masing adalah 25 dan 21 persen.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Aktivitas statis lebih efektif

Latihan angkat beban (iStock)
Ilustrasi latihan angkat beban (iStockphoto)

Melakukan dua jenis kegiatan tersebut menurunkan faktor risiko kardiovaskular sebesar 30 persen hingga 70 persen. Namun, kaitan itu lebih besar dalam latihan statis dan di kalangan orang yang lebih muda.

Di antara orang dengan usia yang lebih tua, angkat beban lebih menurunkan tekanan darah, indeks massa tubuh, diabetes, namun tidak untuk kolesterol. Kegiatan seperti lari atau bersepeda hanya mengurangi indeks massa tubuh mereka namun tidak sebanyak itu.

"Aktivitas statis tampak lebih bermanfaat daripada dinamis dan orang yang melakukan dua jenis aktivitas fisik memiliki nasib lebih baik daripada mereka yang hanya meningkatkan satu jenis aktivitas," ujar pimpinan studi Dr. Maia Smith.

"Ini memberikan dokter kesempatan memberikan konseling pada pasien yang lebih tua bahwa mereka akan baik-baik saja untuk pergi ke gym atau ikut balap sepeda di jalanan," tambahnya.

"Yang penting adalah memastikan mereka terlibat dalam aktivitas fisik."

Temuan ini dipresentasikan di American College of Cardiology Latin American Conference di Lima, Peru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya