Pasien Serangan Jantung Wanita Dua Kali Lebih Berisiko Meninggal 6 Bulan Kemudian

Dari penelitian terbaru, wanita yang kena serangan jantung dua kali lipat berisiko meninggal enam bulan kemudian usai menjalani perawatan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Jul 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 10:30 WIB
Penyakit jantung (iStock)
Wanita yang kena serangan jantung dua kali lipat lebih berisiko meninggal. (iStockphoto)

Liputan6.com, Australia Wanita yang mengalami serangan jantung berisiko dua kali lipat untuk meninggal daripada laki-laki dalam waktu enam bulan kemudian, menurut sebuah studi baru di Australia. Penelitian itu diterbitkan dalam Medical Journal of Australia (MJA) pada 23 Juli 2018. Hal ini rupanya, karena pasien serangan jantung wanita mendapatkan penanganan dan pengobatan yang lebih buruk dibanding pasien pria.

Hasil penelitian mengacu dari data pasien serangan jantung yang tersebar di 28 rumah sakit di seluruh negara bagian dan teritori Australia dari 2009-2016. Analisis data melihat pasien pria dan wanita yang telah didiagnosis serangan jantung jenis iskemik (penyakit jantung  yang mana salah satu arteri membuat kinerja jantung terhambat).

Melansir laman BuzzFeed News, Selasa (24/7/2018), para peneliti menemukan, wanita mungkin kurang menerima perawatan, seperti revaskularisasi (operasi untuk memulihkan aliran darah normal, misal bypass arteri koroner).

Enam bulan setelah perawatan di rumah sakit, wanita mengalami lebih banyak serangan jantung atau stroke, dan dua kali lebih berisiko meninggal.

Profesor Clara Chow dari University of Sydney mengatakan, ia terkejut terhadap hasil penelitian.

"Saya pikir, pria adalah orang yang rentan terkena penyakit jantung--serangan jantung, tapi sayangnya itu tidak benar," kata Clara.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Menyumbang kematian

Ilustrasi jantung (iStock)
Penyakit jantung iskemik menyumbang kematian di Australia. (iStock)

Penyakit jantung iskemik adalah penyebab utama kematian di Australia, yang menyumbang 12 persen kematian pada tahun 2016. Bahkan ada studi tahun 2016 dari seluruh dunia menemukan, wanita dua kali lebih mungkin meninggal dalam kurang dari 30 hari setelah serangan jantung daripada pria.

Wanita cenderung mengalami serangan jantung yang berbeda pada pria, termasuk nyeri dada yang tidak terlalu jelas. Ada juga gejala lain, misal sesak napas, mual, dan nyeri rahang.

Clara menambahkan, tim hanya dapat berspekulasi tentang mengapa wanita menderita kurang mendapat perawatan dan lebih banyak alami komplikasi dibandingkan pria.

"Kami tidak bisa memastikan, mengapa perbedaan ini terjadi, tetapi kami bertanya-tanya, apakah sistem kesehatan mungkin kurang berpikir bahwa ini adalah masalah serius pada wanita," Clara melanjutkan.

Tingkatkan kesadaran

Ilustrasi Kesehatan Jantung
Tingkatkan kesadaran soal masalah serangan jantung.

Clara menyarankan, meningkatkan kesadaran akan masalah serangan jantung pada wanita di komunitas medis Australia.

Ini untuk memastikan, wanita mendapatkan perawatan yang baik saat kena serangan jantung.

"Penyakit jantung tidak didasarkan pada jenis kelamin. Itu membunuh, baik pria maupun wanita," tutup Clara,

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya