Liputan6.com, Jakarta Kita kerap berasumsi perselingkuhan terjadi dalam hubungan yang berantakan. Nyatanya tidak, mereka yang berada dalam hubungan baik-baik saja bisa tak setia.
Psikoterapis Esther Perel yang juga penulis buku The State of Affairs mengungkapkan tiga kemungkinan alasan orang tetap selingkuh walau berada dalam pernikahan atau hubungan yang bahagia. Mulai dari eksplorasi diri hingga ingin merasakan sensasi baru berikut selengkapnya seperti dilansir Psychology Today, Senin (26/11/2018).
Baca Juga
1. Eksplorasi diri
Advertisement
Terkadang, muncul rasa ingin mengeksplorasi diri. Muncul rasa penasaran tentang seberapa hebatnya diri bila menjalin hubungan dengan dua orang.
"Orang-orang 'tersesat' karena banyak alasan. Namun, setiap kali saya memikirkan tentang hal ini, berujung pada adanya keinginan mereka untuk penemuan jati diri, pencarian identitas baru," tulis Perel dalam buku tersebut.
Menariknya, perselingkuhan yang dilakukan terkadang sekadar upaya untuk kabur sejenak dari rutinitas hubungan dan merasa kembali muda seperti disampaikan pakar hubungan Robert Weiss.
Ā
Saksikan juga video menarik berikut:
Ā
2. Sensasi melanggar aturan
2. Sensasi melanggar aturan
Terkadang alasan orang selingkuh karena hanya ingin merasa kembali muda. Ada perasaan yang antusias ketika melanggar aturan. Seperti halnya anak usia lima yang mengendap-endap ketika mau makan kue cokelat yang dilarang oleh ibu.
3. Merasa pengalaman emosi yang baru
Terakhir, orang yang selingkuh kemungkinan karena ingin memiliki pengalaman baru. Lagi-lagi ini masih bentuk dari eksplorasi diri. Dalam banyak kasus, perselingkuhan itu terjadi bukan karena keinginan seksual, tapi emosional.
Namun, apapun alasan selingkuh, tetap saja hal ini menimbulkan luka. Tak hanya pada pasangan tapi juga pada orang baru yang masuk dalam kehidupan Anda itu.
Advertisement