Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita Amerika Serikat tiba-tiba mengalami gejala kecemasan seperti sesak napas, gelisah, dan masalah tidur. Namun, dokter menemukan bahwa dia telah terkena infeksi rabies akibat gigitan anjing di India.
Dilansir dari Live Science pada Minggu (6/1/2019), perempuan asal Virginia ini menjadi "korban" kesembilan yang meninggal di AS, yang terkena rabies di luar negeri. Hal tersebut menjadi perhatian bagi para wisatawan untuk lebih berhati-hati, terutama di negara-negara tertentu.
Baca Juga
Wanita 65 6ahun itu melakukan retret yoga selama tujuh minggu di India dari Januari hingga April 2017. Namun, dia sempat mendapatkan gigitan dari seekor anak anjing di luar hotelnya di Rishikesh, India. Sayangnya, dia tidak mendapatkan perawatan lebih lanjut selain mencuci tangannya dengan air.
Advertisement
Pada Mei 2017, dia kembali ke AS dan merasakan rasa sakit dan kesemutan di lengan kanannya saat berkebun. Dokter mendiagnosis dia terkena carpal tunnel syndrome. Namun, esoknya dia harus dibawa ke gawat darurat ketika mengalami gejala serangan panik.
Setelah mendapat obat anti-kecemasan, dia kembali ke rumah dan mengalami nyeri dada, sesak napas, kesemutan, dan mati rasa di lengannya. Pemeriksaan jantung menunjukkan adanya masalah aliran darah dan harus menjalani prosedur pemasangan kateter melalui pembuluh darah ke jantung.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Terlambat ditolong
Wanita tersebut terlihat semakin gelisah dan agresif. Dia juga terengah-engah saat mencoba minum air. Saat dokter bertanya pada keluarga tentang paparan hewan, baru diketahui bahwa semua itu adalah gejala rabies.
Pengobatan yang dilakukan sangat terlambat. Hal ini karena vaksin rabies seharusnya diberikan sebelum gejala muncul. Dia tidak lama meninggal setelah keluarga memutuskan untuk menarik dukungan medis.
"Peristiwa ini menggarisbawahi pentingnya mendapat konsultasi kesehatan sebelum perjalanan secara menyeluruh, terutama ketika mengunjungi negara-negara dengan insiden tinggi dari patogen zoonosis atau yang muncul, seperti rabies," tulis laporan tersebut dalam jurnal Morbidity and Mortality Weekly Report pada 4 Januari 2019.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan, AS merupakan negara yang jarang mengalami rabies. Hanya sekitar satu hingga tiga kasus pada manusia setiap tahunnya. Namun, India merupakan negara dengan jumlah tertinggi kematian akibat rabies pada manusia terkait paparan anjing.
Advertisement