Nyamuk Pembawa DBD pun Senang Hidup di Tempat Bersih

Waspada peredaran nyamuk pembawa DBD yang juga hidup di tempat bersih

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2019, 13:00 WIB
20160213-Cegah Korban DBD Berjatuhan, Kecamatan Kebayoran Baru Lakukan Fogging-Jakarta
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (13/2). Fogging dilakukan guna mencegah wabah penyakit demam berdarah yang sering muncul pada musim hujan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Nyamuk pembawa demam berdarah dengue (DBD), Aedes Aegypti tidak hanya bersarang di tempat kotor atau tempat yang tidak terawat.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F Moeloek, jentik-jentik nyamuk itu juga suka berada di air bersih yang dibiarkan tergenang.

"Nyamuk DBD (bisa) hidup di air bersih yang tergenang. Di sana nyamuk akan berkembang biak," kata Menkes dikutip dari Sehat Negeriku pada Rabu, 6 Februari 2019.

Letak genangan air bersih bisa terdapat tidak hanya di luar rumah, tapi di dalam rumah pun banyak. Terutama pada barang-barang pribadi seperti tempat penampungan air atau dispenser, bak mandi atau bak penampungan air, dan tempat minum burung.

Menkes pun mengimbau agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan di rumah, mencari jentik-jentik nyamuk, serta meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk karena tempat genangan air menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD hingga menjadi nyamuk dewasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perlu Adanya Jumantik untuk Berantas DBD

Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tuntas dinilai paling efektif menekan angka penularan DBD. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab BMS/Muhamad Ridlo)
Gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tuntas dinilai paling efektif menekan angka penularan DBD. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab BMS/Muhamad Ridlo)

Lebih lanjut, Menkes mengatakan bahwa perlu adanya jumantik di setiap rumah dan di lingkungan tempat tinggal, termasuk di sekolah. Dengan adanya satu rumah satu jumantik dalam memberantas sarang nyamuk, nyawa satu keluarga bisa tertolong dari demam berdarah.

Sebagaimana dikutip dari Loop, The Caribbean Public Health Ageny (CARPHA) mengatakan bahwa pada umumnya nyamuk, tak terkecuali nyamuk pembawa DBD, berkembang biak pada drum, tangki penyimpanan air, dan ban bekas.

Jurnal e-Biomedik tentang Ketahanan Hidup dan Pertumbuhan Nyamuk Aedes spp pada Berbagai Jenis Air Perindukan mengungkapkan bahwa air limbah sabun tidak memungkinkan nyamuk Aedes untuk dapat hidup dan bertumbuh dibandingkan dengan jenis perindukan air comberan, sumur galian dan PAM.

Hal tersebut disebabkan karena faktor yang mempengaruhi ketahanan dan pertumbuhan nyauk Aedes spp didapati pH yang terkandung pada air limbah sabun bersifat basa, yaitu 12,8. Nyamuk Aedes tidak akan mampu betahan atau mati pada saat pH kurang dari 3 atau lebih dari 12.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya