Cegah Kusta Menular, Kebersihan Pribadi Penting Sedari Dini

Salah satu hal sederhana yang harus dihindari untuk mencegah kusta adalah saling bertukar handuk

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Feb 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 09:00 WIB
Ilustrasi Kusta (iStockphoto)
Hentikan Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi Terhadap Pasien Kusta (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kebersihan pribadi adalah hal penting yang harus dijaga untuk mencegah menularnya penyakit kusta. Khususnya, ketika berada dalam lingkungan keluarga.

"Kebersihan pribadi itu menjadi nomor satu agar tidak terjadi penularan. Personal hygiene ini bukan hanya pada kusta saja tapi penyakit kulit apa saja. Tapi kan penyakit kulit biasa lebih mudah mengobatinya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon dr. Arriadna di Temu Media Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2019 di Tangerang Selatan. Ditulis Rabu (13/2/2019).

"Kebersihan pribadi itu yang paling penting dan itu adalah pelajaran yang kita dapat dari sejak sekolah. Tidak perlu jadi dokter, tapi kebersihan pribadi harus dilakukan," tegas Arriadnya.

Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Arriadna berbagi bagaimana agar wilayahnya terbebas dari penyakit seperti kusta. Salah satunya adalah skrining yang sudah dimulai dari usia sekolah.

"Satu hal yang saya tekankan ketika memegang program kusta, dan kami melibatkan semua stakeholder. Yang pertama pada petugas bagaimana pencegahan. Jadi survei adalah yang paling nomor satu untuk dilakukan," kata Arriadna.

"Mulai dari skrining anak sekolah karena itu yang paling mudah kita lakukan setahun sekali. Jika ada calon-calon kontak, itu harus segera di follow up oleh petugas." 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bisa diobati

Arriadna menjelaskan, kusta disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Penyakit ini menular dan bisa terjadi di satu keluarga dengan kebiasaan tidak sehat. Contohnya adalah saling bertukar handuk.

"Kuman ini ada obatnya, artinya bisa disembuhkan tidak? Bisa," kata Arriadna. Namun, karena adanya kemiripan antara bakteri penyebab kusta dan tuberkulosis, maka pengobatannya lama dan harus secara terus-menerus, serta disiplin.

"Yang dibutuhkan adalah konsistensi pasien untuk sembuh, untuk mau berobat, karena memang membosankan," kata Arriadna.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya