Awas, Tar dalam Rokok Bisa Sebabkan Bayi Meninggal Mendadak

Kandungan tar dalam rokok bisa berbahaya bagi mereka yang mengisapnya secara tidak langsung

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Apr 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 11:00 WIB
Berhenti Merokok
Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kandungan berbahaya yang ada dalam rokok tembakau adalah tar. Zat ini bahkan dianggap lebih berbahaya, khususnya bagi mereka yang bukan seorang perokok.

Dr. Mariatul Fadilah, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI) mengatakan bahwa sisa tar di rokok yang menempel di baju atau benda-benda lain bisa menjadi masalah bagi mereka yang tidak mengisap rokok secara langsung. Dalam kasus yang ekstrem, bayi bisa meninggal mendadak karena paparan zat tersebut.

"Tar yang melekat pada baju bisa terisap oleh bayi, menempel di kulitnya dan bersifat karsinogenik menyebabkan bayi bisa tiba-tiba meninggal seolah-olah tanpa sebab," ujar Mariatul di Menteng, Jakarta, ditulis pada Rabu (10/4/2019).

Mariatul mengatakan bahwa tar bisa menjadi salah satu faktor risiko yang mempercepat kematian bayi. Namun, ini bukanlah satu-satunya faktor risiko yang bisa menyebabkan kejadian tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Mempengaruhi Saraf Pusat

Berhenti Merokok
Ilustrasi Foto Stop atau Berhenti Merokok (iStockphoto)

Dampak tar sendiri bisa mempengaruhi kesehatan baik secara fisik dan psikologis.

"Secara fisik bisa mengenai adalah kanker paru, kemudian kanker nasofaring, kanker yang lainnya. Yang kedua kalau sudah kena susunan saraf pusat yang kita sebut dengan adiksi. Dia sudah tidak bisa berhenti lagi," kata Mariatul pada Health Liputan6.com.

"Pokoknya tidak ada tar yang membawa efek positifnya deh," tegasnya.

"Yang berbahaya adalah meninggal masa depannya. Misalnya terkena saraf. Susunan saraf pusat misalnya. Kalau orang berhenti merokok kan mereka berpikir tidak bisa, keringat dingin, semuanya terpengaruh. Karena adiksinya sudah masuk ke susunan saraf," kata Mariatul memaparkan.

 


Menempel di Benda Sekitar Kita

Bungkus Rokok atau Kemasan Rokok
Ilustrasi Foto Kemasan Rokok (iStockphoto)

Mariatul mengatakan ada tiga kategori perokok. Mereka adalah: first-hand smoker (orang yang menghisap rokok secara langsung), second-hand smoker (orang yang menghisap asap rokok namun tidak merokok), dan third-hand smoker (orang yang tidak ada di sekitar perokok namun terpapar residu sisa-sisa rokok yang menempel di benda sekitarnya).

Di sini, third-hand smoker sering tidak sadar bahwa dirinya juga terpapar tar. Menurut Mariatul, saat diisap oleh orang yang bukan perokok, tar akan sama-sama berbahaya seperti saat dihisap dari rokok secara langsung.

Secara bentuk, tar sendiri tidak hanya terbatas dari bau rokok itu sendiri. Namun, zat ini merupakan polutan asap padat yang apabila menempel ke suatu benda warnanya cokelat.

"Jadi bisa bayangkan kalau masuk ke paru-paru, bukan hanya warnanya berubah kuning, jadi selnya mengeras, padat sehingga fungsinya yang harusnya menangkap oksigen tidak bisa lagi."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya