Bolehkah Habis Merokok Langsung Takbiratul Ikhram Sholat? Jawaban Gus Baha Bikin Jamaah Tertawa Terpingkal

Gus Baha hanya bisa tertawa. “Wah, saya nggak tahu. Wong saya nggak ikut nikmati rokok, kok disuruh mikir hukumnya. Ya mikir sendiri kamu,” jawabnya, yang kembali memancing tawa jamaah.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 05:30 WIB
Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, kembali menarik perhatian dalam sebuah pengajian. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, Jawa Tengah, gaya ceramah Gus Baha yang santai namun penuh makna kerap menjadi perbincangan.

Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha membahas tentang amalan sederhana yang dapat mendatangkan ridha Allah. Ia menekankan bahwa untuk mendapatkan ridha Allah, seseorang tidak perlu melakukan amalan yang sulit atau berat.

“Orang yang diridhai Allah itu di atas Wali. Tidak perlu kamu jadi wali yang wiridan baca kulhu 10.000 kali. Sudah, cukup kalau makan bilang Alhamdulillah,” ujar Gus Baha yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @Santritivi.

Namun, di tengah pembahasan tersebut, Gus Baha secara bercanda mengangkat tema rokok. Topik ini membuat suasana pengajian menjadi penuh tawa karena cara Gus Baha menjelaskan hukum rokok dengan gaya santainya.

“Lha, yang saya nggak tahu tuh soal rokok. Kalau habis makan bilang Alhamdulillah itu sunah. Tapi kalau habis rokok, apakah sunah bilang Alhamdulillah, atau makruh rokoknya? Saya nggak tahu,” kata Gus Baha sambil tertawa, disambut gelak jamaah.

Gus Baha melanjutkan, bahwa dalam hal seperti ini, mungkin malaikat sendiri akan berdiskusi atau bahkan berdebat untuk menentukan hukumnya. Pernyataan ini lagi-lagi membuat jamaah tergelak karena Gus Baha menyampaikan dengan gaya ringan namun penuh guyonan.

Ia juga berbagi cerita tentang pertanyaan lucu yang pernah diajukan kepadanya. “Ada orang yang bertanya ke saya, ‘Pak Baha, kalau ada orang mau jumatan, sebelum iqomah dia nyedot rokok. Lha, pas dia takbir, asapnya masih keluar. Itu batal nggak, Pak?’”

 

Simak Video Pilihan Ini:

Saya Gak Menikmati Rokok Kok Disuruh Mikir Rokok, Kata Gus Baha

Ilustrasi asap rokok
Ilustrasi asap rokok mengandung nikotin yang picu gangguan pendengaran pada bayi Foto: Pexels Pixabay.... Selengkapnya

Mendengar pertanyaan itu, Gus Baha hanya bisa tertawa. “Wah, saya nggak tahu. Wong saya nggak ikut nikmati rokok, kok disuruh mikir hukumnya. Ya mikir sendiri kamu,” jawabnya, yang kembali memancing tawa jamaah.

Melalui gaya ceramah seperti ini, Gus Baha menunjukkan bahwa pembahasan agama tidak harus selalu serius. Ia mampu membangun suasana santai tanpa kehilangan esensi dari pesan-pesan keagamaan yang disampaikan.

Meskipun bercanda, Gus Baha tetap menekankan pentingnya memahami agama dengan akal sehat dan hati yang tulus. Hal ini terlihat dari bagaimana ia menyampaikan bahwa ridha Allah bisa didapatkan melalui amalan-amalan sederhana, seperti bersyukur.

Gus Baha juga menyoroti bahwa setiap tindakan, baik besar maupun kecil, memiliki nilai yang bergantung pada niat seseorang. Ia menyampaikan bahwa yang terpenting adalah bagaimana seseorang menjaga niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

“Kalau niatmu baik, insya Allah semuanya akan baik. Bahkan, hal-hal kecil seperti makan atau minum bisa jadi ladang pahala jika dilakukan dengan syukur,” tambah Gus Baha.

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang memudahkan, bukan memberatkan. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan tidak terlalu sibuk mempersoalkan hal-hal kecil yang justru bisa mengaburkan inti dari ajaran agama.

“Malaikat itu tugasnya mencatat amal kita. Kalau urusan rokok tadi, saya rasa malaikat juga bisa saling diskusi, mana yang penting untuk dicatat dan mana yang tidak,” ujarnya sambil bercanda.

Ilmu Dibalik Candaan Gus Baha

Ilustrasi tembakau rokok (pexels)
Ilustrasi tembakau rokok (pexels)... Selengkapnya

Penjelasan ini memberikan sudut pandang baru bahwa agama seharusnya menjadi sumber kebahagiaan dan kedamaian, bukan menjadi beban dengan aturan yang rumit.

Gaya penyampaian Gus Baha yang ringan namun mengena membuat jamaah merasa lebih dekat dengan esensi ajaran Islam. Ia mampu membahas topik yang sering dianggap sensitif dengan pendekatan humor yang menghibur namun tetap penuh hikmah.

Dalam pengajian tersebut, Gus Baha tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang bagaimana hidup sebagai seorang Muslim yang sederhana dan bersyukur.

“Yang penting itu ridha Allah. Tidak usah ribet memikirkan hal-hal kecil yang tidak penting. Fokus saja pada amalan yang membawa manfaat untuk diri sendiri dan orang lain,” katanya.

Pesan-pesan Gus Baha mengajarkan bahwa keimanan tidak diukur dari seberapa berat amalan yang dilakukan, melainkan dari keikhlasan dan kesungguhan hati. Dengan cara ini, Gus Baha mengajak umat Islam untuk kembali kepada esensi ajaran Islam yang mudah dan menyenangkan.

Ceramah seperti ini menjadi bukti bahwa Gus Baha adalah seorang ulama yang mampu menjembatani pemahaman agama dengan cara yang lebih relevan dan mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya