Cegah Lemas, Perhatikan Kualitas Tidur saat Puasa Ramadan

Memperhatikan kualitas tidur di saat puasa Ramadan tidak boleh dilupakan.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Mei 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2019, 10:00 WIB
Menurut Sains, Tidak Ada Gunakan Menunda Alarm, Mengapa?
Ingin mendapatkan waktu dan kualitas tidur yang baik? Jangan lagi menunda alarm, mengapa? (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Satu hal yang rentan terjadi di masa puasa Ramadan adalah lemas atau lelah. Tidur adalah cara terbaik untuk mencegah hal itu mengganggu produktivitas.

Praktisi kesehatan tidur, dokter Andreas Prasadja, mengatakan bahwa kualitas tidur memiliki pengaruh dengan keinginan makan seseorang. "Otak yang kurang tidur itu akan jadi rakus dan mencari zat yang rasanya asin, manis, dan gurih," tulisnya dalam cuitannya di akun Twitter @prasadja.

Apabila ingin berat badan tetap stabil selama puasa, Anda harus menjaga kualitas tidur agar tidak rakus saat berbuka.

Ketika dihubungi Health Liputan6.com pada Senin (6/5/2019) dokter yang berpraktik di Snoring & Sleep Disorder Clinic Pondok Indah, Jakarta ini mengatakan ketika seseorang kurang tidur, metabolisme tubuh terganggu.

Jelas, ini berpengaruh pada kadar gula darah, tekanan darah, hingga kolesterol. Apalagi pada mereka yang memiliki masalah-masalah tertentu seperti diabetes atau hipertensi. Bulan puasa bisa menjadi momen yang menyulitkan untuk mereka.

"Sebenarnya gula, tekanan darah, dan kolesterol, lebih mudah untuk dikontrol jika tidur diperhatikan," ujar Andreas menjelaskan.

Sehingga, tidak hanya asupan makanan dan olahraga yang harus diperhatikan di bulan Ramadan. Kualitas tidur haruslah dijaga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video menarik berikut ini:


Agar Sahur Tidak Ganggu Kualitas Tidur

Ilustrasi tidur siang (iStockphoto)
Ilustrasi tidur siang (iStockphoto)

Di kala puasa Ramadan, satu kegiatan yang mempengaruhi tidur adalah sahur. Andreas menyarankan Anda juga harus bisa mengatur waktu untuk beristirahat.

"Perubahan drastis jadwal tidur karena harus sahur, tentu akan membuat tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan dengan jadwal yang baru," ujar Andreas dalam akun Twitternya.

Oleh karena itu dia merekomendasikan untuk tidak memajukan jam tidur secara drastis.

"Katakanlah kalau misalnya biasa tidur jam 12, bisa dimajukan perlahan-lahan," kata Andreas.

Dia merekomendasikan untuk memulainya dengan 30 menit lebih awal terlebih dahulu. Selain itu, apabila mengantuk saat perjalanan baik sebelum atau pulang berkegiatan, pilihlah transportasi umum dan hindari mengendarai kendaraan sendiri.

"Coba lihat di minggu-minggu pertama puasa. Risiko kecelakaan kemungkinan akan meningkat. Mengendarai dalam kondisi mengantuk lebih berbahaya dibanding mabuk," ujarnya.

 


Tips Tidur saat Puasa Tetap Berkualitas

Andreas membeberkan beberapa tips sebelum tidur agar kualitas istirahat tetap terjaga:

  • Agar lebih nyaman, yakinkan agar semua persiapan untuk sahur dan aktivitas lain sudah terjamin
  • Sebelum tidur, tenangkan dan buat rileks suasana hati. Lingkungan tidur yang sejuk dan temaram bisa membantu percepatan tidur
  • Di saat ada kesempatan, tidurlah, contohnya di siang hari setelah beribadah. Andreas mengatakan, tidur bukan berarti malam, namun bisa meningkatkan kemampuan otak dan meningkatkan produktivitas
  • Apabila tidak biasa tidur siang, bantu dengan penutup mata atau earphone yang memutar lagu-lagu lembut.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya