Liputan6.com, Jakarta Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal The Lancet menemukan peningkatan konsumsi minuman beralkohol di seluruh dunia hingga 70 persen. Para penulis memperingatkan bahwa aktivitas ini bisa berbahaya untuk masyarakat dan para pembuat kebijakan harus segera mengatasinya.
Penelitian yang dilakukan tim dari Centre for Addiction and Mental Health di Toronto, Kanada dan Technische Universität Dresden di Jerman menemukan bahwa konsumsi minuman beralkohol masyarakat dunia meningkat drastis bila dibandingkan 30 tahun lalu. Tren kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa dekade mendatang.
Advertisement
Baca Juga
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Timnas Indonesia Makin Berpeluang Usai Bahrain dan Australia Imbang
Eliano Reijnders Masuk, Egy Maulana Keluar: Shin Tae-yong Coret 4 Pemain dari Timnas Indonesia Jelang Laga Melawan Arab Saudi
Jadwal dan Cara Nonton Siaran Langsung Bola di RCTI Pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi
"Studi kami memberikan gambaran komprehensif tentang perubahan lanskap dalam papara alkohol global," kata penulis studi Jakob Manthey seperti mengutip Medical News Today pada Jumat (10/5/2019).
Advertisement
Para ilmuwan melakukan penelitian pada tren konsumsi alkohol di 189 negara dari 1990 hingga 2017. Kemungkinan tingkat kenaikannya akan bertambah sampai 2030. Beberapa data tambahan juga diambil untuk melihat mengenai konsumsi berpola 'binge-drinking' atau mereka yang meminum 60 gram alkohol murni atau lebih dalam sekali duduk.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Peningkatan di Negara Berpenghasilan Rendah dan Menengah
Temuan mengungkapkan bahwa pola konsumsi alkohol tidak banyak berubah di negara-negara berpenghasilan tinggi. Namun, di negara penghasilan rendah dan menengah, angkanya mengalami peningkatan. Sebelum 1990, negara-negara Eropa dianggap memiliki tingkat konsumsi paling tinggi.
"Namun, pola ini berubah secara substansial dengan pengurangan besar di seluru Eropa Timur dan peningkatan besar terjadi di beberapa negara berpenghasilan menengah seperti Tiongkok, India, dan Vietnam," kata Manthey menjelaskan.
Secara global, total volume yang dikonsumsi setiap tahun sejak 1990 hingga 2017 adalah 70 persen. Paling tidak ini berarti jumlah konsumsi meningkat dari 20,999 juta liter per tahun menjadi 35,676 juta liter per tahun.
"Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2030, ketika Eropa diprediksi tidak lagi memiliki tingkat penggunaan alkohol tertinggi."
Â
Advertisement
Tujuan WHO Sulit Tercapai
Di Eropa, konsumsi alkohol di kalangan dewasa per kapita menurun 12 persen antara 2010 hingga 2017. Sementara, peningkatan terjadi di negara-negara Asia Tenggara sebesar 34 persen.
Manthey mengatakan, kemungkinan pola tersebut dipengaruhi juga oleh pertumbuhan ekonomi. Contohnya di beberapa negara seperti Tiongkok dan India.
"Berdasarkan data kami, tujuan WHO (World Health Organization) untuk mengurangi penggunaan alkohol sebesar 10 persen pada 2025, tidak akan tercapai secara global, tambahnya.
Maka dari itu, mereka menyarankan pembuat kebijakan harus terus mengawasi tren ini. Mereka juga harus meningkatkan aturan seperti pencegahan, strategi peningkatan pajak, serta mengurangi ketersediaan minuman beralkohol.