Tingkat Keparahan Demensia, dari Hilang Memori sampai Perubahan Kepribadian

Demensia punya tingkat keparahan yakni dari hilang memori sampai perubahan kepribadian.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Sep 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi Bipolar (iStock)
Tingkat keparahan demensia bisa sampai menimbulkan perubahan kepribadian. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Demensia yang ditandai penurunan daya ingat, cara berpikir, dan berbicara punya tahap atau tingkat keparahan masing-masing. Tingkat keparahan demensia yang dialami lebih banyak lanjut usia (lansia) ini semakin parah bila orang yang bersangkutan tidak mendapat pertolongan medis.

Dokter spesialis kejiwaan konsultan Tribowo Tuahta Ginting menjelaskan, tahapan keparahan demensia yang kian memburuk.

"Gejala awal demensia memang kehilangan memori atau gangguan fungsi kognitif. Tapi demensia ada derajatnya (tingkat keparahan). Kalau derajat 1 malah biasanya tidak ditemukann adanya kehilangan fungsi memori. Derajat 2 terjadi penurunan memori ringan," papar Bowo, sapaan akrabnya dalam siaran Live Streaming Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, ditulis Sabtu (7/9/2019).

"Saat derajat 3, gejala demensia bisa dilihat orang lain, seperti orang tersebut sulit konsentrasi dan bermasalah perencanaan. Derajat 4, orang yang demensia mulai lupa kejadian yang baru terjadi."

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Perubahan Kepribadian dan Halusinasi

gelisah
Perubahan kepribadian dan halusinasi pada demensia. copyright Unsplash/Damar Jati Pranandaru

Tingkat keparahan selanjutnya, derajat 5 orang demensia perlahan-lahan lupa alamat rumah sendiri serta mengalami kebingungan. Bingung dia sedang berada di mana.

"Derajat 6, perubahan kepribadian terjadi. Ini ditandai dengan lupa melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bagaimana urutan mencuci tangan dan lainnya," jelas dokter yang berpraktik di RS Persahabatan Jakarta.

"Pada tahap akhir, yakni derajat 7, adanya penurunan pergerakan dan cara bicara. Mulai tidak mampu berkomunikasi, menggerakkan tubuh sulit dan harus dibantu orang lain. Jadi, ada ketergantungan secara berat terhadap orang lain."

Gejala demensia pun tidak hanya bersifat kognitif saja, melainkan secara psikologis. Orang demensia mudah marah. Ini dipengaruhi dari perubahan kepribadian.

"Kadang sedih dan menangis. Kita sendiri tidak bisa memprediksi kapan kondisi tersebut muncul. Bahkan bisa muncul gangguan halusinasi, kecurigaan terhadap orang lain dan gelisah," Bowo menerangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya