Liputan6.com, Jakarta Ejakulasi lemah mengacu pada pengurangan jumlah air mani atau kekuatan ejakulasi. Dalam dunia medis, ejakulasi lemah sebagai ejakulasi yang tertunda atau terhambat.
Ahli anestesi J Keith Fisher menyampaikan, ejakulasi lemah jarang menimbulkan keprihatinan. Namun, perubahan yang konsisten saat ejakulasi mungkin memerlukan bantuan medis ke dokter.
Advertisement
"Ejakulasi yang lemah juga bisa menyebabkan seseorang mengalami orgasme yang kurang intens," kata Keith, dikutip dari Medical News Today, Jumat (27/9/2019).
Berdasarkan jurnal International Society for Sexual Medicine, volume air mani rata-rata per ejakulasi berkisar 1,25 hingga 5 mililiter. Jumlah ini setara dengan seperempat hingga satu sendok teh air mani.
"Penting untuk dicatat, volume air mani bisa bervariasi dari satu waktu ke waktu. Pria yang tidak mengalami ejakulasi selama beberapa hari kemungkinan akan mengalami ejakulasi lebih banyak mengeluarkan air mani daripada pria yang baru mengalami ejakulasi," tambah Keith.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Ejakulasi Lemah Selama 6 Bulan
Jika seseorang memiliki episode ejakulasi lemah yang konsisten selama enam bulan, maka mereka harus berkonsultasi dengan dokter. Cara ini untuk membantu pria mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya.
Beberapa penyebab ejakulasi lemah di antaranya kebiasaan minum alkohol yang dapat mengurangi aliran darah ke penis dan menekan sistem saraf pusat. Efek ini akan memengaruhi berkurangnya gairah seksual. Kerusakan saraf juga bisa terjadi.
"Kerusakan saraf pada sumsum tulang belakang, kandung kemih atau daerah lain yang berdampak pada aliran air mani. Pria yang punya riwayat diabetes mungkin rentan terhadap kerusakan saraf, yang disebabkan masalah ejakulasi," jelas Keith.
Pria juga harus menemui dokter bila muncul pikiran bahwa perubahan pada ejakulasi memengaruhi kesuburan. Pikiran tersebut muncul mungkin jika pria dan pasangannya sedang berupaya mencoba untuk punya buah hati.
Advertisement