Liputan6.com, Jakarta Anak yang lahir dari ibu yang selama hamil mengalami depresi dan gangguan kecemasan memiliki risiko mengalami gangguan kejiwaan saat dewasa. Hal ini disampaikan dokter spesialis kedokteran jiwa RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Sylvia Detri Elvira.
"Si anak terhubung dengan ibu hamil dengan tali pusat, kalau ibu stres, bertengkar dengan suami, stres di kantor, sedih, malas makan, (maka) si anak terpengaruh. Apalagi kalau sampai nangis, itu terpengaruh," kata Sylvia dalam seminar 'Prevent Suicide by Loving Yourself" di Gedung Imeri FKUI Jakarta jelang Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019.
Baca Juga
Menurut penelitian yang dilakukan Sylvia, gen gangguan kejiwaan pada anak kemungkinan akan muncul saat menginjak remaja.
Advertisement
"Ketika lahir, bayi, balita, anak enggak kenapa-kenapa. Pas remaja ada stres yang berat banget baru muncul," katanya seperti dikutip Antara.
Simak juga video menarik berikut
Faktor Biologis Bukan Satu-Satunya Penyebab
Sylvia juga menerangkan bahwa faktor biologis bukan satu-satunya yang menyebabkan gangguan jiwa. Terdapat dua faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan kejiwaan yakni psikologi dan lingkungan.
Faktor psikologi terkait dengan cara anak dibesarkan oleh orangtua. Anak yang tumbuh dengan kasih sayang, penuh dukungan dan memiliki hubungan serta komunikasi yang baik dengan orangtua cenderung memiliki kejiwaan yang kuat.
Lalu, faktor lingkungan juga punya pengaruh besar pada kejiwaan seseorang. Anak yang mengalami perundungan di sekolah atau lingkungan bisa mengarah pada gangguan jiwa.
Advertisement