Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kemungkinan ada kesalahan persepsi serta penyampaian yang kurang baik terkait dilakukannya observasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok, terhadap masyarakat di Natuna, Kepulauan Riau.
Hal inilah yang dirasa menimbulkan gejolak berupa penolakan warga terhadap observasi WNI di sekitar mereka.
Baca Juga
"Mungkin ada penyampaian yang kurang baik disampaikan kepada masyarakat atau cara persepsi daripada masyarakat yang belum siap," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Wiendra Waworuntu ditemui di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Advertisement
Walaupun begitu, Wiendra menegaskan bahwa WNI yang saat ini dilakukan observasi di Natuna adalah mereka yang berada dalam keadaan sehat, dan tidak terpapar virus corona.
"Harusnya kita menerima bahwa mereka adalah saudara kita yang ada di Wuhan. Kalau misalnya dia sakit, tentu kita juga resah. Artinya, di sini negara hadir untuk membantu warga negaranya," kata Wiendra.
Karena itu, masyarakat setempat tak perlu risau dengan risiko penyebaran virus corona dari WNI yang diobservasi.
"Yang perlu kita imbau adalah, kita tidak perlu terlalu cemas dengan masuknya warga negara Indonesia dari Wuhan karena pembatasan gerak teman-teman yang ada di Natuna, itu adalah untuk supaya tidak adanya penyebaran penyakit," Wiendra menambahkan.
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Tidak Terpapar Virus Corona
Para WNI ini akan diobservasi selama dua minggu hingga 14 hari. Jika dalam waktu tersebut tidak ditemukan gejala, mereka akan dikembalikan ke keluarganya masing-masing.
Lebih lanjut Kemenkes menjamin bahwa mereka mendapatkan aktivitas yang bermanfaat dan dihindarkan dari stres lewat cek kesehatan rutin, olahraga, hingga siraman rohani. Selain itu, mereka menyatakan kebutuhan gizi juga tercukupi.
Advertisement