Cerita WNI dari Natuna, Kami Happy dan Berat Badan Naik

WNI yang telah menjalani observasi di Natuna terkait virus corona mengaku senang-senang saja dan berat badan naik

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2020, 08:00 WIB
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, Sabtu (15/2/2020).
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, Sabtu (15/2/2020). (foto: dokumentasi BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dua pekan para warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan terkait virus corona, menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau, resmi dipulangkan ke daerahnya masing-masing pada Sabtu siang, 15 Februari 2020 melalui Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Tim Health Liputan6.com yang ikut menunggu kepulangan mereka, berhasil berbincang-bincang dengan Yusuf Azhar, 21 tahun, seorang mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Wuhan University. 

Yusuf bercerita banyak mengenai pengalamannya harus menjalani observasi di Natuna lantaran saat heboh mengenai virus corona, dia memilih untuk ikut dievakuasi. Dia pun mengaku senang selama menjalankan karantina. 

"Saya sangat senang karena semua fasilitas dipenuhi oleh pemerintah," kata Yusuf.

Tidak hanya fasilitas yang lengkap, pemerintah disebut Yusuf memenuhi semua kebutuhan pribadi buat masing-masing WNI. Mulai dari perlengkapan mandi sampai pakaian.

Bahkan, pakaian itu diberikan setiap dua hari sekali mengingat para WNI tersebut tidak banyak membawa barang-barang dari Wuhan.

Pihak TNI pun, kata Yusuf, selalu sigap dalam membantu masalah-masalah yang WNI hadapi selama di Natuna.

 

Hari-Hari di Karantina

WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing. (foto: dokumentasi BNPB)

Hari-hari Yusuf dan ratusan WNI lainnya diisi dengan kegiatan yang sebenarnya itu-itu saja. Pemeriksaan kesehatan dua kali sehari (pagi dan sore hari), berolahraga, dan bercengkrama dengan yang lainnya.

Oleh sebab itu, Yusuf ingin memastikan kepada semua pihak bahwa dia dan teman-temannya terbukti sehat dan tidak ada masalah sama sekali. Mereka pun sampai diberikan sertifikat sebagai pernyataan bahwa 285 WNI di Natuna benar-benar bebas dari virus corona yang saat ini tengah mewabah di negeri perantauannya.

Hal senada diungkapkan Yuliannova Lestari Chaniago, WNI yang diketahui berasal dari Medan bahwa pelayanan selama di Natuna sangat baik.

"Fun, ya. Kami senang, happy banget. Berat badan kami naik karena memang masa observasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan kami, dan memang sangat diperhatikan. Tiap hari diperhatikan bapak-bapak TNI, baik banget," kata Mahasiswi Central China Normal University ini.

 

Cerita WNI Lainnya

WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
WNI yang telah menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau jelang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, Sabtu (15/2/2020). (foto: dokumentasi BNPB)

 

Saat ada kabar bahwa Wuhan terjadi lock down, Yusuf bersama seluruh WNI yang ada di Wuhan pada saat itu merasa was-was. Katanya, meski jasmani mereka semua sehat, tetapi sebenarnya rohani mereka ingin rasanya segera kembali ke tanah air.

Untungnya, secara cepat pemerintah mengambil tindakan untuk segera melakukan pemulangan terhadap  238 WNI yang saat itu berada di Wuhan.

Setiap harinya, di sana, mereka tidak pernah lupa untuk selalu menggunakan masker sebagai pelindung diri agar tidak terpapar virus corona yang tengah mewabah di Wuhan.

"Setiap habis mandi ganti dan selama di Wuhan kami selalu dibekali masker 1 box," katanya.

Tak hanya itu, mereka melindungi diri agar tidak terpapar virus corona dengan cara sebisa mungkin untuk tidak makan di restoran. Mereka disarankan untuk sebaiknya membeli bahan mentah dan memasaknya sendiri.

Interaksi antarwarga di Wuhan pun dikatakan Yusuf, lancar-lancar saja. Mereka juga masih diperbolehkan untuk keluar membeli bahan makanan dan keperkuan sehari-hari.

"Yang tidak boleh itu kami keluar sangat jauh dari dormitori (asrama), itu pun maksimal 500 meter," kata Yusuf.

Penulis : Vina Muthi A.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya