Rencana Israel Gunakan Perangkat Lunak Pelacak Virus Corona

Kementerian pertahanan Israel berencana menggunakan perangkat lunak untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari ponsel.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Mar 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 21:00 WIB
FOTO: [CERITA] Dunia Melawan COVID-19
Petugas kesehatan memindai suhu tubuh wisatawan yang datang di Bandara Internasional Port-au-Prince, Port-au-Prince, Haiti, 4 Februari 2020. Presiden Haiti Jovenel Moise menyatakan keadaan darurat kesehatan menyusul konfirmasi dua kasus virus corona COVID-19. (Photo by CHANDAN KHANNA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian pertahanan Israel berencana menggunakan perangkat lunak untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari ponsel. Perangkat lunak ini berfungsi membantu menemukan kemungkinan pembawa virus corona dan disebut coronameter.

Menurut media Israel dikutip Channel News Asia, perangkat ini dibuat oleh perusahaan spyware NSO. Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett mengatakan kepada wartawan bahwa "coronameter" akan membutuhkan persetujuan dari berbagai pihak.

Berbagai penilaian dan  masalah privasi perlu dipertimbangkan jaksa agung, yang memiliki kekuatan untuk memblokirnya. Israel sudah menguji sekitar 5.000 orang per hari untuk mengetahui apa mereka terjangkit atau tidak.

“Sejauh ini, Israel telah mencatat 4.347 kasus virus, dan 15 kematian. Pada hari Senin (30/3/2020), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan isolasi sendiri setelah seorang pembantu parlemen dinyatakan positif terkena virus tersebut,” tulis CNA.

Bennett mengatakan data pelacakan ponsel dan geolokasi  yang saat ini sedang digunakan tidak lagi efektif dalam menemukan orang yang terjangkit. Perangkat lunak ini dapat memberikan peringkat 1 hingga 10 untuk mengukur kemungkinan seseorang membawa virus.

Simak Video Berikut Ini:

Pro dan Kontra

Perangkat lunak ini masih mendapat pro dan kontra. Sementara, NSO menolak berkomentar mengenai hal tersebut. FBI sedang menyelidiki NSO atas dugaan peretasan penduduk dan perusahaan AS.

Sebelumnya, WhatsApp dan Facebook menggugat NSO pada Oktober lalu setelah menemukan bukti bahwa mereka telah menyalahgunakan kekurangan dalam program obrolan popular dalam aplikasi untuk membajak ratusan ponsel pintar dari jarak jauh.

Bennett mengatakan bahwa, meskipun tidak sempurna, perangkat lunak baru adalah pilihan terbaik yang tersedia untuk menemukan kemungkinan orang yang positif corona.

"Yang diperlukan hanyalah menuangkan informasi pengujian, untuk menghubungkan pelacakan seluler yang kami manfaatkan, hari ini, dalam tes epidemiologi."

Sebuah sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan produk sipil pertama NSO sedang diuji oleh sekitar 15 pemerintah di seluruh dunia untuk digunakan oleh regulator kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya