Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Karantina Wilayah, Apa Bedanya?

Perbedaan pembatasan sosial berskala besar dan karantina wilayah terkait penanganan COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Apr 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2020, 14:00 WIB
Dibayangi Corona, Kesunyian Hantui Jakarta
Deretan taksi konvensional menanti penumpang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan membatasi kegiatan tertentu penduduk di wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan karantina wilayah terkait upaya menangani penyebaran Corona COVID-19 mungkin terkesan sama. Beberapa orang beranggapan, kedua makna tersebut serupa, hanya istilahnya saja yang berbeda.

Namun, sebenarnya pembatasan sosial berskala besar dan karantina wilayah berbeda. Fitriani Ahlan Syarif dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia menerangkan hal tersebut.

"Kalau pembatasan sosial berskala besar maksudnya melarang pergerakan (mobilitas) atau aktivitas orang dari satu wilayah ke wilayah lain. Sementara itu, karantina wilayah melarang orang untuk keluar dari wilayah tersebut," jelas Fitri, sapaan akrabnya dalam konferensi pers, ditulis Sabtu (4/4/2020).

Fitri memberi gambaran, apabila Menteri Kesehatan sudah menetapkan bahwa kabupaten atau provinsi A dan B termasuk area PSBB. Maka, siapapun tidak diperkenankan masuk ke wilayah itu.

"Jadi, kita membatasi pergerakan orang. Nah, sejalan dengan itu terkait mudik juga enggak bisa dilakukan. Dengan catatan, terlebih lagi daerah yang dilewati selama perjalanan ternyata sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar. Tentunya, balik lagi ya kewenangan Presiden dan Menteri," lanjut Fitri.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


UU Kekarantinaan Kesehatan

FOTO: Warga Perumahan Lakukan Pembatasan Aktivitas Secara Swadaya
Warga melintasi portal yang terpasang spanduk pembatasan aktivitas di pintu masuk perumahan, Cideng, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan membatasi kegiatan tertentu di wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Terkait pembatasan sosial berskala besar dan karantina wilayah, ada dasar hukum yang melandasinya. Kedua istilah tersebut termaktub dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Dari penelusuran Health Liputan6.com, pada pasal 1 poin 10 dan 11 terdapat pengertian kedua istilah.

10. Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu Masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

11. Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.


Pasal yang Mengatur

Dibayangi Corona, Kesunyian Hantui Jakarta
Suasana Jalan Tol Dalam Kota dan Jalan Gatot Subroto Jakarta, Kamis (2/4/2020). Pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan membatasi kegiatan tertentu penduduk di wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pasal 53 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018

(1) Karantina Wilayah merupakan bagian respons dari Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

(2) Karantina Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan kepada seluruh anggota masyarakat di suatu wilayah apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran penyakit antar anggota masyarakat di wilayah tersebut. 

Pembatasan Sosial Berskala Besar pada Pasal 59

(1) Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan bagian dari respons Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

(2) Pembatasan Sosial Berskala Besar bertujuan mencegah meluasnya penyebaran penyakit Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu.

(3) Pembatasan Sosial Berskala Besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. peliburan sekolah dan tempat kerja;

b. pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau

c. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.


Aturan Khusus

FOTO: Warga Perumahan Lakukan Pembatasan Aktivitas Secara Swadaya
Spanduk tentang pembatasan aktivitas terpampang di pintu masuk perumahan di kawasan Cideng, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dengan membatasi kegiatan tertentu penduduk di wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kebijakan pembatasan sosial berskala besar pun termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Pemerintah mengeluarkan aturan PSBB secara khusus.

Deputi IV Kantor Staf Presiden Juri Ardiantoro menyampaikan, peraturan pemerintah PSBB bertujuan untuk pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah, yang diduga terinfeksi COVID-19 sehingga penyebaran tidak semakin luas.

"Pembatasan sosial berskala besar sudah berjalan selama ini, seperti belajar di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah maupun pembatasan kegiatan di tempat-tempat umum," ujar Juri saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya