Liputan6.com, Jakarta Para peneliti dari UC-Davis dan University of Oregon menerbitkan laporan di jurnal mSystems terkait beberapa perubahan di ruang kerja untuk mengurangi dampak Covid-19. Penelitian ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk ruang kerja yang lebih sehat.
Dua saran mereka adalah membuka jendela untuk sirkulasi udara yang lebih baik dan membuka tirai untuk sinar matahari yang lebih alami.
Baca Juga
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak cahaya alami pada virus di dalam ruangan.
Advertisement
"Cahaya matahari ada sebagai sumber daya yang tersedia secara luas yang memiliki manfaat kesehatan bagi manusia," tulis para peneliti dalam laporan mereka seperti dikutip New York Post.
Makalah ini juga menyarankan kepada operator gedung dan administrator kantor untuk memasang tanda pengingat bagi karyawan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik.
Peneliti juga menyarankan, kantor menyediakan pembersih tangan berbasis alkohol dan menerapkan protokol baru tentang kebersihan yang lebih ketat.
Simak Video Berikut Ini:
Desain Kantor Terbuka Bukan Ide Bagus
Para ilmuwan juga menulis bahwa lebih banyak udara segar yang masuk ke dalam gedung dapat melarutkan partikel virus yang sudah ada di dalam ruangan.
"Tidak ada sistem filter yang sempurna. Baru-baru ini, telah ditemukan bahwa celah di tepi filter di rumah sakit telah menjadi faktor penyebab kegagalan sistem penyaringan untuk menghilangkan patogen dari lingkungan udara," kata peneliti.
Mereka juga mencatat bahwa virus ini cenderung lebih suka udara kering. Lingkungan yang lebih lembab di dalam ruangan adalah cara lain untuk mencegah penyebaran virus atau bahkan membuatnya tidak aktif.
Selain itu, semua rencana desain kantor terbuka yang dilembagakan oleh perusahaan teknologi, media dan keuangan selama dekade terakhir mungkin bukan yang terbaik untuk krisis kesehatan masyarakat saat ini.
“Bangunan modern umumnya dirancang untuk mempromosikan percampuran sosial. Mulai dari ruang tamu terbuka di rumah hingga kantor terbuka di mana banyak pekerja berbagi ruang."
"Dengan mempromosikan kemudahan interaksi dan pertemuan, tata letak ini dianggap menghasilkan lebih banyak kreativitas dan kerja tim. Pada saat yang sama, mereka mungkin juga sangat berpotensi menyebarkan virus," menurut siaran pers yang menyertai studi tersebut.
Advertisement