Liputan6.com, Jakarta Menjadi relawan pencegahan penyebaran COVID-19 memberikan pengalaman baru bagi Solehan Yusuf (25). Seorang anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung yang telah menjadi relawan semprot disinfektan sejak satu bulan lalu.
Menurutnya, dengan menjadi relawan semprot ia dapat menambah pengalaman dengan mengunjungi tempat-tempat baru.
Baca Juga
“Itu sebagai pengalaman baru, jadi kita bisa tahu apa yang sebelumnya belum pernah kita lihat. Contoh, ketika menyemprot di sel tahanan Sukamiskin (Bandung), bisa tahu bagaimana suasana di dalam selnya,” ujar pria yang akrab disapa Bujeng ini kepada Liputan6.com, Kamis (7/5/2020).
Advertisement
Ia pun bisa menambah pengetahuan baru mengenai kapasitas sel Sukamiskin dengan sel lainnya, misal sel Banceuy, Bandung. Sukamiskin satu selnya menampung satu tahanan, sedang Banceuy menampung 10 tahanan dalam satu sel, tambahnya.
Simak Video Berikut Ini:
Tidak Ada Kata Duka
Ketika ditanya mengenai suka duka menjadi relawan semprot disinfektan, ia menjawab tak ada duka baginya. “Bukan duka sih sebenernya ya paling cuman rasa Lelah.”
Setiap melakukan penyemprotan, Bujeng dan relawan lainnya harus menggendong cairan disinfektan yang kurang lebih seberat 15 kg. Tak jarang hal hal ini membuat mereka Lelah, ditambah titik penyemprotan yang bisa sampai 20 titik dalam sehari.
“Menggendong disinfektan ya berat, pakai APD juga pengap, ditambah pas hari pertama nyemprot itu banyak wartawan foto datang dan membuat sedikit gugup saat nyemprot. Tapi itu gak disebut duka.”
Bujeng berharap agar pandemi cepat berlalu. “Biar kita gak nyemprot, kalau kita udah gak nyemprot berarti dunia aman.”
Ia berpesan kepada pemuda di Indonesia untuk mengikuti aturan pemerintah agar diam di rumah. “Jangan berkeliaran kalau tidak ada sesuatu yang mendesak,” pungkasnya.
Advertisement