Liputan6.com, Jakarta - Beredar sebuah video berisi pengakuan seorang wanita yang menyebut dirinya pasien COVID-19, yang saat ini tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sang pasien mengaku berinisial L, berumur 28 tahun. Dia sudah 10 hari di RSD Wisma Atlet. Selama 10 hari, L mengatakan diberikan obat--sambil menunjukkan kotak obat bertuliskan huruf Cina---yang bikin kondisi kesehatannya cepat membaik.
Baca Juga
"Yang satu gunanya buat obat batuk, yang satu untuk meredakan mual. Dengan treatment ini, Puji Tuhan ternyata hasil swab terakhir saya negatif dan sekarang sudah boleh pulang," kata L di dalam video berdurasi 40 detik tersebut.
Advertisement
Simak Video Menarik Berikut Ini
Konfirmasi RSD Wisma Atlet Kemayoran
Saat dikonfirmasi terkait hal itu melalui aplikasi pesan singkat, Senin, 11 Mei 2020, sumber Health Liputan6.com di RSD Wisma Atlet mengatakan bahwa obat tersebut hanya sebagai obat pendamping, bukan yang utama.
"Itu obat dari Cina," katanya.
"Jadi, di sini kita mainnya paket terapi. Kombinasi obat, sesuai cluster-nya. ODP, PDP rapid test negatif, PDP rapid test positif, dan konfirmasi positif," ujarnya.
Bila dengan pemberian obat tersebut pasien terkonfirmasi positif COVID-19 mengaku sembuh, dia, mengatakan,"Ya Puji Syukur."
Advertisement
Tak Berkomentar Lebih Lanjut
Lebih lanjut, dia tidak bisa mengomentari perihal obat utama yang diberikan kepada pasien-pasien yang ada di sana.
"Terapi utamanya tetap sesuai protokol terapi PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia," katanya.
Dia hanya menekankan,"Kalau ditanya diberikan atau tidak di sini, memang benar diberikan.".
Akan tetapi, pemberian obat tersebut pun harus dengan persetujuan pasien atau bahasa medisnya informed consent.
"Setelah dijelaskan fungsinya, kalau enggak mau, enggak dipaksa," katanya.
Konfirmasi ke PDPI
Health Liputan6.com kemudian menghubungi Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi Susanto. Hanya saja yang bersangkutan tidak merespons panggilan tersebut.
Advertisement