Kiat Pilih Suplemen Herbal yang Tepat Cegah COVID-19

Cara memilih suplemen herbal yang tepat untuk mencegah COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Jun 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 06:00 WIB
Suplemen kesehatan (iStockphoto)
Cara memilih suplemen herbal yang tepat untuk mencegah COVID-19. Ilustrasi suplemen kesehatan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ada cara memilih suplemen herbal yang tepat untuk mencegah COVID-19. Beberapa orang bisa saja mencari suplemen herbal, yang terbuat dari tanaman tradisional. Tujuannya, untuk meningkatkan imunitas tubuh.

“Prinsip yang paling pokok adalah (suplemen) harus aman. Kita harus yakin bahwa suplemen yang dikonsumsi itu aman. Misalnya, kita tahu aman dari mana berasal dan pembuatannya di mana,” jelas Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional  dan Jamu Indonesia, Inggrid Tania saat sesi diskusi daring beberapa waktu silam, ditulis Minggu (13/6/2020).

“Kita lihat, ada atau enggak nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Nah, ini jadi salah satu cara untuk melihat atau menentukan, suplemen herbal yang akan dikonsumsi aman atau tidak.”

Bila produk suplemen tercantum izin edar dari BPOM. Artinya, (suplemen) sudah melalui tahap penilaian keamanan pembuatan produk. Selanjutnya, keamanan masa berlaku jangka panjang dapat diketahui.

“Apalagi produk suplemen bisa disimpan berlangsung lama, berbulan-bulan, bahkan sampai setahun. Kita perlu mencari suplemen herbal yang memang aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang,” lanjut Inggrid.

Masalah Efektivitas

ilustrasi obat cacing/pexels
Efektivitas suplemen herbal. /pexels

Hal yang perlu dipertimbangan dalam memilih suplemen herbal adalah masalah efektivitas. Pertimbangkan, kira-kira efektif atau tidak untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sejumlah suplemen memang sudah dianjurkan oleh para ahli dapat dikonsumsi.

“Ada beberapa suplemen, misalnya, kita bisa konsumsi (suplemen) vitamin C, vitamin D3 lalu mineral zinc juga probiotik, yang mana terbuat dari bahan alami. Kemudian bahan herbal yang bersifat imunomodulator (meningkatkan imunitas) atau bahan alam lain, seperti dari bahan jamur (mediclinal mushroom),” Inggrid menjelaskan.

“Anjuran dari para ahli juga bagus, kita bisa mengonsumsi suplemen yang bersifat natural  dari bahan alam. Bahan-bahan natural itu umumnya bersifat lebih bersahabat dengan tubuh dan mudah diterima tubuh, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.”

Bersifat Antioksidan dan Antibakteri

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Inggrid menyarankan, jika ada opsi suplemen berbahan natural, maka pilihlah yang natural dan aman dikonsumsi jangka panjang. Pada umumnya, bahan natural bersifat antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas, termasuk virus Corona.

Bahan natural suplemen juga bersifat anti peradangan (anti inflamasi), sehingga jika ada infeksi virus, maka dapat menimbulkan proses peradangan. Peradangan bersifat merugikan bagi tubuh dan memperparah gejala penyakit.

“Bahan-bahan natural punya sifat antimikroba, salah satunya sebagai antivirus dan antibakteri,” Inggrid menerangkan.

Menyoal ramuan, seperti jamu tradisional dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Dari penelitian in vitro (penelitian klinis), ada beberapa ramuan yang sudah sampai penelitian klinis. Ini menunjukkan sebenarnya sifat imunomodulator modulasi atau regulasi dari kekebalan tubuh terdapat pada bahan herbal alami.

Ada zat aktif yang bersifat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Contohnya, jahe, kunyit, temulawak, dan serai, yang digunakan sebagai antivirus. Hingga saat ini, penelitian ramuan herbal sebagai antivirus memang belum diuji cobakan secara spesifik.

Tapi secara umum sudah banyak pengujian pengujian yang menunjukkan, bahan natural memang memiliki sifat antivirus.

“Kalau yang dari dalam negeri, ada sambiloto. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan, jambu biji, daun kelor, dan kulit jeruk yang bersifat antivirus,” ujar Inggrid.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya