Risiko Tertular di Transportasi Umum Tinggi, Pengguna Diminta Ikut Cegah COVID-19

Reisa mengatakan bahwa penggunaan transportasi umum juga jadi salah satu situasi yang meningkatkan risiko tertular dan menularkan COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 06:00 WIB
KRL Commuter Line
Penumpang berada di rangkaian KRL Commuter Line jurusan Bogor-Jakarta Kota di Stasiun Depok Baru, Jawa Barat, Senin (25/5/2020). Banyaknya warga yang silaturahmi selama lebaran menyebabkan perjalanan KRL tetap dipadati penumpang, meskipun waktu operasional dibatasi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa menjaga diri dari penularan COVID-19 juga harus dilakukan saat menggunakan transportasi umum.

Hal ini disampaikan dokter yang tergabung dalam Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas COVID-19 ini dalam konferensi persnya dari Graha BNPB, Jakarta kemarin sore.

"Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit terutama COVID-19 di tempat dan fasilitas umum harus memperhatikan aspek perlindungan individu," ujarnya, ditulis Kamis (2/7/2020).

Reisa mengatakan, salah satu situasi dengan risiko tinggi penularan penyakit adalah ketika seseorang hendak dan sedang menggunakan transportasi umum.

"Perlindungan kesehatan individu juga merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk pengguna moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara," kata Reisa.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Hasil Survei BPS

FOTO: PSBB Transisi, Jumlah Penumpang Transjakarta Naik 22 Persen
Aktivitas calon penumpang bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Seiring masa PSBB Transisi, PT Transjakarta menambah waktu operasional dari pukul 05.00-22.00 WIB untuk umum dan hingga 24.00 WIB untuk petugas kesehatan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Reisa juga mengutip data hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dampak COVID-19. Mereka menemukan, 82,5 persen responden mengatakan bahwa mereka lebih memilih opsi selain transportasi umum.

Di luar itu, masih ada responden yang aktif menggunakan transportasi umum.

"Namun, baru sebanyak 38,11 persen yang telah menjaga jarak atau social distancing setidaknya 1 meter dari orang lain. Bahkan, sebagian masih mengaku tidak melakukan jaga jarak fisik," kata Reisa.

Maka dari itu, pengguna transportasi umum disarankan mengikuti panduan "normal baru" di moda transportasi yang sering ia gunakan.

Beberapa tips yang disarankan adalah: memastikan kondisi tubuh sebelum beraktivitas, menggunakan pakaian lengan panjang, menggunakan masker, mematuhi imbauan jaga jarak, menggunakan helm pribadi, tidak berbicara dalam transportasi umum, menghindari menyentuh wajah, mendorong pintu dengan siku, serta nenggunakan pembayaran non-tunai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya