Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakukan kajian mengenai penularan virus Corona lewat udara. Dalam hal ini, percikan (droplet) virus tersebut bisa menular kepada manusia ketika melayang di udara.
Menyikapi laporan terbaru dari WHO, dokter spesialis paru Susanthy Djajalaksana menjelaskan kita memang harus tetap waspada terhadap penularan virus Corona melalui udara. Apalagi bila kita berada di ruangan tertutup, seperti ruangan ber-AC.
Advertisement
"Jika kita berada di ruangan yang ber-AC sendiri (ruangan pribadi) tentu tidak masalah," jelas Susanthy kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Jumat (10/7/2020).
"Tapi yang perlu diwaspadai adalah jika kita bergabung (berada dalam satu ruangan) dengan orang lain yang tidak kita ketahui status kesehatannya."
Ini berkaitan bisa saja orang lain mungkin sudah membawa virus Corona dalam tubuhnya. Ketika imunitas tubuh kita sedang lemah, risiko terpapar virus Corona dapat terjadi.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Keramas dan Rendam Baju
Untuk mencegah paparan virus Corona di ruangan ber-AC, Susanthy menyarankan tetap menggunakan alat pelindung diri. Ketika berada di kantor, kita bisa menggunakan masker dan face shield.
"Gunakan APD yaitu masker dan face shield. Saat pulang dari kantor segera mandi, keramas, dan rendam seluruh baju dalam air sabun," pesan Susanthy.
Bagi para tenaga medis yang bekerja di dalam ruangan juga menggunakan masker N95 dan face shield.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam juga menanggapi kemungkinan virus Corona bisa menular lewat udara. Penggunaan masker sebagai perlindungan diri pun penting dilakukan.
"Kiita saling mengingatkan sesama dan seluruh masyarakat pentingnya pakai masker. Kemudian soal WHO yang memperingatkan kemungkinan penularan virus Corona di ruangan tertutup. Saya rasa bisa terjadi," ujar Ari dalam konferensi pers The New Normal - How can we be more prepared? kemarin (9/7/2020).
"Walaupun bentuknya droplet ya saat terpercik keluar itu ada di udara. Dan bisa saja kita tertular."
Advertisement