Jubir COVID-19: Thermo Gun Tidak Gunakan Sinar Radioaktif

Yuri mengatakan bahwa thermo gun mengukur dengan pancaran radiasi sinar inframerah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Jul 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 12:00 WIB
Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMPN 16 Solo
Ilustrasi pemeriksaan suhu badan kepada warga dengan menggunakan thermal gun.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa pendapat mengenai thermo gun atau thermal gun yang bisa merusak otak karena menggunakan sinar radioaktif adalah tidak benar.

"Secara ilmiah berbagai ahli sudah mengatakan bahwa statement ini tidak benar," kata Yuri dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta pada Senin (20/7/2020).

"Thermal gun hanya mengukur dengan pancaran radiasi sinar inframerah yang setiap saat pasti akan dipantulkan oleh semua benda yang ada di sekitar kita," ujar Yuri.

Ia menegaskan bahwa thermo gun tidak menggunakan sinar laser atau sinar radioaktif seperti X-Ray.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Jangan Tambah Berita Menyesatkan

FOTO: 200 Warga Ikuti Swab Test Gratis di Tangerang Selatan
Warga menjalani pemeriksaan suhu saat mengikuti swab test di Balai RW 20, Villa Dago, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (17/7/2020). Swab test gratis yang dilakukan seiring meningkatnya kasus COVID-19 tersebut diikuti 200 warga dari beberapa RW di Benda Baru. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

"Ini akan membahayakan semua orang dan kemudian justru kontra produktif untuk mencegah agar penularan tidak terjadi," tambahnya.

Yuri meminta agar masyarakat tidak mudah untuk terpengaruh pernyataan mengenai thermo gun berisi pancaran sinar radioaktif atau sinar laser yang bisa merusak struktur otak.

Untuk itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini juga meminta agar orang-orang menyikapi informasi semacam ini dengan baik.

"Kesulitan ini tidak usah ditambah dengan berita-berita yang menyesatkan karena ini akan membuat masyarakat semakin panik," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya