Usai Klaster LG dan Suzuki, Masih Adakah Klaster COVID-19 Lain di Kabupaten Bekasi?

Gubernur Ridwan Kamil belum menuturkan lokasinya karena masih dilakukan pengetesan COVID-19.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Agu 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2020, 22:00 WIB
Aksi Bersama Memutus Mata Rantai Covid-19
Ilustrasi Covid-19 Credit: pexels.com/MiguelAPadrian

Liputan6.com, Bandung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belum memperoleh data pasti soal klaster baru COVID-19 di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Klaster tersebut di luar kasus di perusahaan elektronik LG dan perusahaan otomotif Suzuki di wilayah tersebut.

Ridwan belum bisa mengumumkan klaster baru COVID-19 tersebut karena kini masih dilakukan pengetesan.

“Karena belum diumumkan, masih di tes, besok saya umumkan. Masih di situ juga ternyata kurang lebih. Masih daerah situ cuman mereknya beda gitu,” ujar Ridwan di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Bandung, 28 Agustus 2020. 

Ridwan mengatakan saat ini ada tiga klaster di Jawa Barat.  Seharusnya semua industri mengikuti dan disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah paparan COVID-19. Sehingga, ucap Ridwan, dapat menjaga dan memaksa pegawainya untuk patuh terhadap aturan tersebut.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Tidak Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan

Semua industri seharusnya mengikuti dan disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah paparan COVID-19. Sehingga, ucap Ridwan, dapat menjaga dan memaksa pegawainya untuk patuh terhadap aturan tersebut.

Ridwan menuturkan jika terjadi klaster penyebaran baru COVID-19, berarti terdapat perilaku yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Seperti tidak memakai masker, tidak menjaga jarak atau mencuci tangan.

"Atau ada orang OTG (orang tanpa gejala) yang tidak teridentifikasi melakukan kegiatan. Ini yang kita sedang khawatirkan. Tolong waspada kepada seluruh industri di seluruh Indonesia utamanya Jabar," ungkap Ridwan.

Adanya klaster baru ini, menunjukkan industri tidak kebal terhadap paparan COVID-19. Ridwan meminta kehati-hatian terhadap pelaku industri dalam menjalankan operasionalnya untuk pemulihan ekonomi,  namun harus ditutup lagi karena COVID-19. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya