Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kogabwilhan I, Mayjen TNI Syafruddin, mengatakan, tidak ada dampak signifikan dari peristiwa robohnya atap dan dinding RS Khusus COVID-19 Pulau Galang atau Rumah Sakit Khusus Infeksi Pulau Galang karena tertiup angin puting beliung pada Rabu, 16 September 2020, sekitar pukul 01.30 WIB.
Menurut Syafrudiin, yang terkena tiupan angin hanya bagian koridor dan teras rumah sakit sehingga tidak mengganggu operasional.
"Alhamdulillah, hari ini dampak dari angin puting buliung sudah selesai siang ini. Sudah berjalan seperti selama ini yang dilaksanakan," kata Mayjen TNI Syafruddin dalam sebuah diskusi yang disiarkan langsung di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Jumat siang, 18 September 2020.
Advertisement
Baca Juga
Syafruddin, melanjutkan, memang sempat terjadi kepanikan saat angin puting beliung itu menyerang. Namun, tidak berdampak terhadap pasien. Sebab, tempat tersebut bukanlah tempat perawatan pasien COVID-19.
"Hanya di koridor dan eras saja, dan itu terjadi secara tiba-tiba," katanya.
"Panik ada, karena angin puting beliung itu tidak kelihatan, tapi terasa," Syafruddin melanjutkan.
Dia, menenkan, robohnya atap RSKI Pulau Galang tidak menyeluruh, hanya beberapa meter saja. Bahkan, saat proses pembetulan, tidak ada pasien COVID-19 yang diungsikan.
"Hampir enggak berpengaruh," kata dia.
"Saat pembetulan pasien enggak diungsikan, karena bukan tempat perawatan. Tidak ada pergeseran pasien. Kondisi sudah baik-baik saja," ujarnya.