Meski Fokus Akhiri Pandemi, WHO Minta Dunia Tetap Waspada Bahaya Hipertensi

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kondisi hipertensi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Okt 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 16:00 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan bahaya hipertensi meski saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat pekan lalu, di peringatan Hari Hipertensi Sedunia.

Dikutip dari laman resmi WHO, pada konferensi pers terkait COVID-19 mingguannya, Tedros mengungkapkan bahwa dirinya juga memiliki kondisi hipertensi.

"Saya adalah salah satu dari 1,13 miliar orang di dunia yang hidup dengan hipertensi," kata Tedros. "Saya memiliki akses ke perawatan medis yang baik. Namun banyak orang lain yang hidup dengan hipertensi tidak seberuntung itu."

"Secara global, 9 dari 10 orang dengan hipertensi tidak mengontrolnya, dan 2 dari 5 orang dengan hipertensi bahkan tidak tahu mereka mengidapnya," ujar mantan menteri kesehatan dan luar negeri Ethiopia tersebut.

Tedros menyebutkan, orang dengan hipertensi berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kerusakan ginjal, stroke, serta penyakit parah dan kematian akibat COVID-19.

"Pandemi telah mengganggu layanan hipertensi di lebih dari separuh negara," ujarnya.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Tetap Waspada Hipertensi di Tengah Pandemi

Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dok: Twitter @WHO

Dalam kesempatan yang berbeda, Tedros mengatakan bahwa hipertensi merupakan salah satu pembunuh senyap di dunia. Namun, hal ini tidak harus terjadi apabila itu berada dalam jangkauan untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan.

"Dalam pandemi COVID-19, penanganan hipertensi menjadi lebih penting dari sebelumnya," ujarnya dalam pembukaan seminar daring terkait Hari Hipertensi Sedunia.

Ia mengungkapkan, di Italia, 68 persen pasien COVID-19 yang meninggal di rumah sakit mengalami hipertensi.

Selain itu, banyak orang yang meninggal di usia muda karena penyakit kardiovaskular, pengobatan tekanan darah yang tertunda, tidak selesai atau terputus.

"Di saat yang sama, kita melihat peningkatan faktor risiko perilaku seperti fisik yang tidak aktif, pola makan tinggi garam, lemak, dan gula, serta penggunaan alkohol yang berbahaya."

Maka dari itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap hipertensi meski tengah berfokus untuk mengakhiri pandemi.

"Pandemi COVID-19 akan berakhir, namun lebih dari 1 miliar orang masih akan hidup dengan hipertensi. Bahkan saat kita fokus untuk mengakhiri pandemi, kita harus ingat bahwa COVID-19 hanyalah satu dari banyak ancaman kesehatan."


Infografis Siapa yang Perlu Cek Corona ke RS?

Infografis Siapa yang Perlu Cek Corona ke RS?
Infografis Siapa yang Perlu Cek Corona ke RS? (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya