Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI memastikan ketersediaan vaksin COVID-19 untuk 9,1 juta penduduk Indonesia. Ketersediaan vaksin COVID-19 berasal dari perusahaan produsen vaksin Tiongkok yang sudah selesai uji klinik fase tiga.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto menyebut, vaksin COVID-19 yang dimaksud, yakni Sinovac Biotech, Sinopharm, dan CanSino Biological.
Advertisement
"Sinovac sendiri sudah memiliki komitmen untuk memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk membeli vaksin COVID-19 dalam bentuk sudah jadi, bukan diproduksi Bio Farma," terang Yuri saat konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (19/10/2020).
"Untuk yang sudah jadi ini sebanyak dua kali pengiriman. Rencana awal di bulan November 2020 akan dikirim 1,5 juta dosis vaksin. Kemudian pada Desember (dikirim), 1,5 juta dosis vaksin."
Pembelian vaksin COVID-19 Sinovac, lanjut Yuri, dalam dua dosis, jadi satu orang disuntik dua kali vaksin dasar. 14 hari kemudian disuntik booster. Artinya, 1,5 juta orang menjadi sasaran dalam satu kali suntikan vaksin Sinovac.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Dosis Vaksin Sinopharm dan CanSino
Untuk vaksin COVID-19 Sinopharm, perusahaan tersebut juga sudah memberikan komitmen kepada Indonesia dalam pengiriman.Â
"Pada bulan Desember 2020, mereka bisa mengirimka 15 juta dosis vaksin. Penyuntikannya sendiri sebanyak dua kali. Maka, dalam sekali suntik bisa menyasar 7,5 juta orang," lanjut Yuri.
Berbeda dengan Sinovac dan Sinopharm yang mana dua kali dosis penyuntikan, CanSino hanya satu kali dosis penyuntikan (single-dose).
"Hanya sekali suntik saja. Karena platformnya beda antara Sinovac dan Sinopharm. Kalau Sinovac dan Sinopharm menggunakan virus yang tidak diaktifkan (inactivity virus), sedangkan CanSino formatnya lain, sehingga single dose," Yuri menambahkan.
CanSino dikembangkan melalui Adenovirus type 5 vector, suatu jenis virus sebagai vektor atau penghantar materi genetik virus Corona. Perusahaan CanSino berkomitmen menyediakan 100.000 dosis.
"Kalau ditotal pada November dan Desember 2020, kita sudah mendapatkan kepastian ketersediaan (vaksin COVID-19) untuk digunakan vaksinasi bagi 9,1 juta (tepatnya 9.100.000 orang)," ujar Yuri.
Advertisement
Kepastian Keamanan dan Kehalalan
Walaupun kepastian ketersediaan vaksin COVID-19 dari Sinovac, Sinopharm, dan CanSino sudah ada, tetap menunggu kemanan dan kehalalan.
"Kepastian masih akan sangat tergantung dari Emergency Use Authorization (EUA) yang bisa dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan rekomendasi kehalalan dari Kementerian Keagamaan serta Majelis Ulama Indonesia (MUI)," Yuri menegaskan.
"Sekarang ini kita proses untuk data sharing (mengkaji data vaksin). Ini akan selesai kira-kira akhir Oktober 2020."
Yuri memperkirakan, minggu pertama November 2020, kepastian tentang keamanan--dalam terminologi aman dalam aspek manfaat dan akibat--dikeluarkan oleh BPOM. Kemudian aman dalam aspek kehalalan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia.
"Lalu untuk sertifikasi (izin penggunaan vaksin) BPOM, Majelis Ulama serta Kementerian Agama sedang berproses. Kesiapan anggaran sedang dibahas sampai saat ini. Mudah-mudahan semuanya berjalan dengan baik," tutur Yuri.
Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19
Advertisement