Uji Klinik Fase 3 di Brasil Selesai, Peneliti Sebut Vaksin COVID-19 Sinovac Aman

Vaksin COVID-19 Sinovac yang diuji di Brasil diklaim aman, namun hasil efektivitasnya belum akan dirilis ke publik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Okt 2020, 16:10 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2020, 16:10 WIB
China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 terlihat dipajang dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan China Sinovac disebut aman oleh para peneliti di Brasil, negara yang menjadi salah satu lokasi uji klinis vaksin tersebut.

Seperti diketahui, vaksin COVID-19 Sinovac juga melakukan uji klinis tahap tiga di Indonesia, dengan melibatkan PT Bio Farma dan Universitas Padjajaran, Bandung.

Dikutip dari South China Morning Post pada Selasa (20/10/2020), Butantan Institute di Sao Paulo, Brasil mengatakan bahwa berdasarkan hasil uji klinis ketiga, vaksin COVID-19 terbukti keamanannya setelah sekitar 9 ribu orang menerima dua dosis suntikan.

Meski begitu, Dimas Covas, direktur Butantan mengatakan hasil efektivitas vaksin untuk melindungi orang dari COVID-19, belum akan dirilis hingga itu diuji pada seluruh 15 ribu sukarelawan dalam perluasan pengujian.

Dikutip dari Yahoo News, Covas mengungkapkan bahwa tidak ada efek samping parah dari vaksinasi. 20 persen sukarelawan hanya melaporkan nyeri ringan usai suntikan pertama.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Efek Samping Vaksinasi

Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Selain itu, 15 persen melaporkan sakit kepala setelah suntikan pertama namun menurun hingga 10 persen untuk dosis kedua, dan kurang dari 5 persen yang melaporkan mual atau kelelahan serta lebih sedikit lagi yang mengalami nyeri otot.

Jean Gorinchteyn, Health Secretary Sao Paulo mengatakan bahwa vaksin Sinovac kemungkinan menghasilkan antibodi pelindung.

Ia berharap agar mereka mendapatkan persetujuan regulasi untuk vaksin yang disebut dengan Coronavac itu pada akhir tahun ini, sehingga dapat memulai vaksinasi di awal 2021.

"Hasil pertama dari studi klinis yang dilakukan di Brasil membuktikan bahwa di antara semua vaksin yang diuji di negara ini, CoronaVac adalah yang paling aman, dengan tingkat terbaik dan paling menjanjikan," kata Gubernur Sao Paulo Joao Doria.

 


Uji Klinis Vaksin Sinovac di Indonesia

China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Di Indonesia sendiri, 1.620 sukarelawan uji klinis tahap tiga vaksin COVID-19 Sinovac telah mendapatkan dosis pertama pada Jumat pekan lalu.

Bambang Heriyanto, Corporate Secretary Bio Farma mengatakan, 1.074 juga telah mendapatkan suntikkan dosis kedua. 671 relawan juga telah diambil darahnya.

Dalam dialog dari Graha BNPB Senin kemarin, Bambang berharap agar uji klinis vaksin COVID-19 ini sudah bisa selesai di bulan Januari 2021 sehingga laporannya bisa digunakan untuk mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 mengatakan, efektivitas vaksin baru akan diketahui apabila uji klinis sudah tuntas seluruhnya.

"Secara komplit nanti kita akan tahu hasilnya, efikasinya, adalah menunggu hasil itu," ujarnya di kesempatan yang sama.

Ia mengungkapkan, prioritas pemberian vaksin nantinya adalah mereka yang berada di kelompok berisiko tinggi tertular COVID-19. "Salah satunya adalah tenaga kesehatan, para dokter, perawat, karena mereka selalu setiap hari berinteraksi dengan pasien yang menderita COVID."


Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19

Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menanti Hasil Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya