Liputan6.com, Jakarta Selama tujuh bulan bertugas di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, dokter spesialis paru Efriadi belum pulang kembali ke kampung halaman. Belum bertemu keluarga secara langsung berbulan-bulan di Sumatera menjadi salah satu curahan hatinya.
"Saya bertugas di sini (RSD Wisma Atlet) sejak bulan April 2020. Artinya, sudah 7 bulan bertugas," tutur Efriadi saat konferensi pers dari RSD Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, ditulis Selasa (17/11/2020).
"Jadi, sepanjang bertugas ya selalu banyak suka dukanya. Saya sudah berbulan-bulan tidak bertemu keluarga di Sumatera sana."
Advertisement
Pengabdian merawat pasien-pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet dijalaninya dengan baik. Apalagi saat ini, terjadi kenaikan pasien COVID-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet pasca libur panjang 28 Oktober-1 November 2020.
Laporan hingga 15 November 2020, dua pekan setelah libur panjang, tingkat hunian pasien COVID-19 di Tower 6 dan 7 RSD Wisma Atlet naik mencapai 53,8 persen. Seebelum libur panjang masih berada di posisi 32 persen.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Dokter Efriadi Minta Masyarakat Hindari Kerumunan
Adanya kenaikan pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet, menurut Efriadi, membuat tenaga medis dan kesehatan kesulitan. Mereka harus berjibaku merawat pasien-pasien untuk mencapai kesembuhan.
"Kita melihat pasien COVID-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet sebelum Oktober-November 2020, waktu itu sudah banyak terjadi penurunan. Tapi pasca liburan Oktober-November ini ternyata sekarang pasiennya semakin meningkat," ujarnya.
"Dan ini sangat menyulitkan bagi kami, tenaga medis yang bekerja. Artinya, selama ini kami berharap dengan bekerja seperti ini, ada peningkatan kesembuhan dan masyarakat di luar sana mampu menerapkan protokol kesehatan."
Efriadi pun meminta masyarakat disiplin protokol kesehatan sehingga mengurangi tingkat kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Salah satunya, masyarakat harus menghindari kerumunan.
"Kami harap masyarakat kita mampu untuk menerapkan protokol kesehatan. Itu saja sebenarnya yang kami minta. Jangan sampai mengikuti acara yang tidak penting, yang mana kita berada dalam satu kerumunan,"
"Karena kerumunan bisa meningkatkan angka penularan COVID-19. Maka, Saya harapkan kepada masyarakat juga teman-teman di luar sana. Mohon izin menghindari kegiatan berkumpul yang tidak penting dan sebaiknya tetap jalankan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak)."
Advertisement
Jangan Sia-siakan Pengorbanan Kami
Penerapan 3M juga sebagai upaya menjaga kesehatan dan keselamatan, tak hanya masyarakat saja, melainkan tenaga medis dan kesehatan, sehingga dapat kembali pulang bertemu keluarga.
"Kami mohon sekali lagi tetap jalankan protokol 3M secara ketat juga kami ingatkan kepada Saudara-saudara, jangan sampai kita mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak penting ataupun menimbulkan kerumunan di luar sana, terang Efriadi.
"Ini juga agar kami, tenaga medis dan kesehatan bisa kembali bertemu keluarga masing-masing. Intinya, dengan patuh 3M bisa menjaga keselamatan kita semua."
Rekan Efriadi, dokter spesialis paru Lukas ikut menekankan, perjuangan tenaga medis dan kesehatan, terutama di RSD Wisma Atlet jangan disia-siakan.
"Kami, tenaga kesehatan di sini adalah garda terakhir. Garda terdepan itu masyarakat. Jadi, patuh protokol kesehatan penting. Jangan sia-siakan pengorbanan kami," imbuhnya.
Infografis Menyulap Wisma Atlet Jadi RS Darurat Corona
Advertisement