Liputan6.com, Jakarta Setelah menginfeksi manusia dan hewan, virus Corona COVID-19 ditemukan pada tiga sampel kemasan es krim yang diproduksi di Tianjin, timur laut China.
Merespons hal ini, otoritas anti-epidemi di Kotamadya Tianjin, China Utara, melacak orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan sekelompok es krim ini, yang diproduksi oleh Tianjin Daqiaodao Food Company.
Baca Juga
Lalu semua produk yang diproduksi oleh perusahaan telah disegel dan disimpan setelah sampel yang dikirim ke pusat kota untuk di uji dinyatakan terkontaminasi virus SARS-CoV-2.
Advertisement
Merespons hal ini pula, sebanyak 1.662 karyawan perusahaan tersebut telah dikarantina dan telah menjalani pengujian asam nukleat sejak Kamis (14/01/2021) mengikuti panduan dari Pusat Pengendalian Penyakit Tianjin.
Pihak berwenang mengatakan perusahaan memproduksi 4.836 kotak es krim yang terkontaminasi COVID-19, 2.089 di antaranya telah disegel dalam penyimpanan.
Sebanyak 935 kotak es krim, dari 2.747 kotak yang masuk pasar, berada di Tianjin dan hanya 65 yang dijual ke pasar.
Pihak berwenang mengatakan warga yang mungkin telah membeli produk tersebut harus melaporkan kesehatan dan pergerakan fisik mereka kepada orang-orang di komunitas mereka.
Pemerintah kota juga telah menginformasikan otoritas regulasi pasar di provinsi lain ke mana es krim itu dikirim sehingga dapat dilacak.
Investigasi epidemiologi awal menunjukkan perusahaan memproduksi sejumlah es krim menggunakan bahan mentah, termasuk susu bubuk yang diimpor dari Selandia Baru dan bubuk whey yang diimpor dari Ukraina.
Simak Video Berikut Ini:
Alasan ada virus corona pada eskrim
Seorang ahli virus yang berbasis di University of Leeds, Dr. Stephen Griffin mengatakan bahwa laporan ini tidak perlu menimbulkan kepanikan.
"Mempertimbangkan suhu dingin produk dan bahan berlemak, es krim dapat menjadi sumber kondisi bagi virus untuk bertahan hidup. Namun, hal itu tidak lazim, dan masyarakat di seluruh dunia tidak perlu khawatir semua es krim rentan terkontaminasi virus corona," ujarnya, seperti dimuat Chinadaily.
“Ini mungkin terjadi satu kali,” katanya. “Tentu saja, semua tingkat kontaminasi tidak dapat diterima dan selalu memprihatinkan, tetapi kemungkinan besar ini adalah akibat dari masalah dengan pabrik produksi dan berpotensi turun ke kebersihan di pabrik.”
Selain itu, menurutnya, kemungkinan besar ini adalah akibat dari tim produksi yang kurang menjaga kebersihan atau mengabaikan sterilisasi di pabrik.
Advertisement