Empat Penerima Vaksin COVID-19 Pfizer yang Alami Alergi Parah di Singapura Sudah Pulih

Sempat alami alergi parah usai disuntik vaksin COVID-19 Pfizer di Singapura, kini empat orang tersebut sudah pulih.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 02 Feb 2021, 09:13 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 09:13 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Vaksin COVID-19 Pfizer Inc and BioNTech dipotret di Rumah Sakit Anak Rady, San Diego, California, Amerika Serikat, 15 Desember 2020. Vaksin COVID-19 buatan Pfizer telah mendapat otorisasi darurat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, dan Meksiko. (ARIANA DREHSLER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Empat orang penerima vaksin COVID-19 Pfizer yang mengalami alergi parah di Singapura kini sudah pulih. Semua sudah sehat kembali dari reaksi alergi sehingga tidak ada lagi yang berada di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Mereka yang mengalami alergi parah usai disuntik vaksin COVID-19 Pfizer berusia 20-30an tahun. Dilaporkan, mereka mengalami ruam, sesak napas, bibir bengkak, tenggorokan sesak, pusing setelah divaksin.

"Gejala tersebut segera terdeteksi dan dan ditangani dan semuanya telah pulih," kata Menteri Kesehatan Singapura, Janil Putchucheary.

"Semuanya sudah pulih. Ada satu orang yang memang membutuhkan perawatan lebih lama , sementara ketiga orang yang lainnya sudah pulang sehari sesudah mendapatkan penanganan.Tidak ada yang membutuhkan ruang ICU," lanjutnya seperti mengutip The Strait Times.

Hal tersebut disampaikan Putchucheary, saat memberikan kabar terbaru kepada Parlemen Singapura mengenai kasus alergi parah yang menimpa empat penerima vaksin COVID-19 Pfizer.

Empat orang ini dilaporkan mengalami anafilaksis usai mendapat suntikan vaksin COVID-19 Pfizer dosis pertama. Hanya ada empat kasus alergi parah dari 155 ribu orang yang sudah menerima vaksin tersebut.

Tiga diantara orang tersebut memang memiliki riwayat alergi tapi belum ada yang memiliki riwayat anafilaksis. Sehingga mereka bisa lolos untuk menerima vaksin tersebut seperti disampaikan Putchucheary.

Sementara itu yang lain mengeluhkan efek samping ringan pasca disuntik vaksin COVID-19 seperti nyeri dan bengkak di bekas suntikan, demam, sakit kepala, kelelahan dan nyeri tubuh.

"Gejala ringan ini umumnya sembuh dalam beberapa hari," katanya.

 

Simak Juga Video Berikut

Anafilaksis, Jarang Terjadi

Dengan adanya kejadian ini, berarti angka kejadian anafilaksis vaksin COVID-19 Pfizer di Singapura adalah 2,6 per 100.000 orang yang divaksin. Sementara di negara lain kasus anafilaksis sekitar 1-2 per 100.000.

Meski ada kejadian anafilaksis di Singapura, Putchucheary mengatakan bahwa manfaat dari vaksin masih jauh lebih besar daripada negatif.

"Saat ini, manfaat vaksinasi untuk melindungi dari efek penyakit COVID-19 yang parah dan komplikasinya jauh lebih besar daripada risiko potensi kejadian buruk terkait dengan vaksinasi," kata Putchucheary.

Kepada anggota parlemen, Putchucheary mengatakan pemerintah Singapura bakal terus memantau keamanan vaksin COVID-19 yang digunakan. Pemerintah setempat ingin memastikan bahwa vaksin yang digunakan aman.

Menurut American Academy of Allergy Asthma & Immunology, anafilaksis adalah reaksi alergi yang serius, mengancam nyawa, dan membutuhkan perhatian medis segera. Beberapa gejalanya bisa berupa ruam kulit, mual, muntah, sulit bernapas, dan syok.

Bukan cuma karena vaksin. Reaksi anafilaksis yang umum terjadi dapat disebabkan oleh makanan, gigitan serangga, obat-obatan, dan lateks.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya