WHO: Memahami Asal-Usul COVID-19 Butuh Waktu Bertahun-tahun

Karena kerumitannya, tim peneliti dari WHO menilai butuh waktu bertahun-tahun untuk memahami asal-usul COVID-19

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2021, 18:29 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2021, 10:06 WIB
Kenakan APD Lengkap, Tim WHO Datangi Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Hubei
Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat mengenakan APD selama kunjungan lapangan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah, Selasa (2/2/2021). Tim WHO tengah menyelidiki asal-usul virus corona. (AP Photo/ Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu tim peneliti dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang melakukan penyelidikan di Wuhan, China terkejut dengan kerumitan untuk mengetahui asal-usul pandemi COVID-19.

Menurutnya, butuh bertahun-tahun untuk dapat mengetahui jawaban asal-usul virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.

Ahli mikrobiologi dan penyakit menular WHO, Dominic Dwyer, mengatakan, tim peneliti di Wuhan telah menerima akses yang diminta dari otoritas China ketika mencoba memahami hari-hari awal wabah virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan.

"Semua orang tahu bagaimana itu (COVID-19) benar-benar meledak dari Pasar Huanan di Wuhan, tapi kuncinya adalah apa yang terjadi sekitar waktu itu, dan sebelumnya," ujar Dwyer, dikutip laman Channel News Asia, Sabtu (6/02/2021).

Sebelum tim peneliti bisa masuk, China sempat menolak masuknya tim peneliti tersebut ke negaranya hingga pertengahan Januari.

China juga sempat memperingatkan Amerika Serikat agar tidak melakukan "campur tangan politik" terkait kunjungan para peneliti WHO itu, setelah Gedung Putih menuntut penyelidikan yang transparan.

Dwyer, yang juga sebelumnya bekerja dengan WHO saat menangani Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan wabah flu burung mengatakan, 'teka-teki' dari COVID-19 sebenarnya, adalah pembawa asimtomatik awal, yang mungkin tidak tahu bahwa telah mengidap COVID-19.

"Sangat naif untuk berpikir bahwa kita akan menemukan virus zero (orang pertama pengidap COVID-19)," ujar Dwyer.

Dwyer menjelaskan, kasus-kasus awal teridentifikasi pada November 2020, jumlahnya hanya sedikit. "Itulah bagian yang sangat menarik sekaligus bagian yang rumit dan sulit," katanya.

Dwyer sependapat dengan rekan setimnya Peter Daszak, seorang ahli zoologi dan ahli penyakit hewan, dalam pernyataannya terkait kesulitan memahami penyakit tersebut.

"Bahkan SARS, bahkan Ebola, kami punya beberapa ide bagus, tapi tidak ada yang tahu. HIV pun kami tidak tahu keadaan pastinya," ujar Daszak.

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Telah Kunjungi Beberapa Lokasi di Wuhan

China Kembali Buka Pasar Basah Wuhan
Foto pada 15 April 2020, sekeranjang udang yang dijual di salah satu toko di Pasar Baishazhou Wuhan di Wuhan, provinsi Hubei. Lebih dari 90 persen kios pasar basah di Wuhan telah kembali buka sejak pemerintah mencabut aturan lockdown di wilayah pusat pandemi corona tersebut. (Hector RETAMAL/AFP)

Tim peneliti WHO telah mengunjungi beberapa lokasi di Wuhan yang berhubungan dengan penyebaran awal COVID-19.

Seperti pasar makanan laut Huanan, ini adalah salah satu kelompok infeksi pertama yang dilaporkan muncul. Lalu, juga ke rumah sakit tempat pasien awal dirawat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Wuhan, dan fasilitas kesehatan hewan di sana.

Tim tersebut mengunjungi Institut Virologi Wuhan. Mantan presiden AS Donald Trump, pernah mengatakan virus Corona berasal dari fasilitas tersebut.

Dwyer mengatakan, tim telah menyelesaikan kunjungan lapangannya dan bersiap untuk mempresentasikan temuannya sejelas mungkin, mengingat besarnya minat, sebelum visa 28 hari tim berakhir menjelang akhir minggu depan.

Dia mengatakan bahwa lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan untuk menyelidiki bagaimana virus dapat ditularkan oleh hewan, termasuk kelelawar, serta menjadi antibodi terhadap virus Corona pada orang yang tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut.

Jangka pendeknya, kata Dwyer, adalah "Meninjau apa yang kita ketahui sekarang, dan mengumpulkan semua data itu, kemudia dan akan ada serangkaian proyek jangka panjang, dan ini bisa memakan waktu beberapa tahun," jelasnya.

 

(Penulis: Rizki Febianto)

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun

Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kunci Hadapi Covid-19 dengan Iman, Aman dan Imun. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya