Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengungkapkan bahwa mereka masih mengkaji izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) bagi vaksin COVID-19 dari beberapa pengembang selain Sinovac.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, beberapa vaksin COVID-19 yang masih dalam proses tersebut adalah dari AstraZeneca, Sinopharm, dan Novavax.
Baca Juga
"Itu sudah berproses karena memang sudah ada komitmen dengan pemerintah sehingga prosesnya sudah bisa berjalan," kata Penny dalam konferensi persnya pada Minggu (7/2/2021).
Advertisement
Namun, Penny mengatakan untuk hasil berupa izin penggunaan darurat ketiga vaksin COVID-19 belum bisa dikeluarkan. Ia juga menambahkan bahwa saat ini mereka menerapkan rolling submission untuk proses tersebut.
"Kami selalu menunggu data-data yang bisa diberikan kepada kami, walaupun percepatan untuk memberikan Emergency Use Authorization itu sama berlakunya, secepatnya data sampai ke kami, janji kinerja kami adalah 20 hari kerja setelah lengkap," kata Penny.Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tujuh Vaksin COVID-19 yang Dipakai Indonesia
Pada kesempatan yang sama, Penny juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, terdapat tujuh jenis vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia.
Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tanggal 28 Desember 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Ketujuh vaksin tersebut adalah vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer, dan Sinovac.
Dari tujuh vaksin tersebut, baru satu vaksin COVID-19 yang telah memperoleh persetujuan dalam kondisi darurat dari BPOM yaitu CoronaVac produksi pengembang China, Sinovac.
BPOM sendiri telah memberikan izin pemakaian darurat bagi CoronaVac untuk kelompok usia lansia, usai penyuntikan bagi kelompok usia 18 hingga 59 tahun telah bergulir sejak pertengahan Januari lalu.
Advertisement