Selalu Cium Bau Busuk, Ternyata Peluru Pistol Mainan Bersarang di Hidung Bertahun-tahun

Awalnya remaja tersebut memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui gejalanya saat ia telah beranjak 15 tahun

oleh Fitri Syarifah diperbarui 07 Mar 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi operasi hidung
Ilustrasi operasi hidung (Dok.unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Seorang remaja berusia 15 tahun yang dirahasiakan nama dan asalnya, mengalami kondisi medis langka. Ia kerap menghirup aroma bau busuk misterius setiap kali membuang ingus. Laporan ini dicatat dalam jurnal JAMA Otolaryngology - Head & Neck Surgery.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, rupanya ada peluru pistol mainan yang bersarang di hidungnya selama sekitar delapan tahun.

Laporan yang diterbitkan 18 Februari tersebut menjelaskan remaja itu memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui gejalanya saat ia telah beranjak 15 tahun. Ia mengaku telah mengalami hidung tersumbat selama beberapa tahun bersamaan dengan berkurangnya kerja indra penciumannya.

Kemudian saat dokter memeriksa bagian dalam hidung remaja tersebut dengan endoskopi (pemeriksaan dengan tabung fleksibel dengan kamera di ujungnya), ia melihat bahwa pasiennya yang masih remaja ini memiliki kondisi yang disebut hipertrofi turbinate. Ini merupakan pembesaran saluran sempit yang disebut turbinat di hidung. Kondisi ini terkadang bisa disebabkan oleh alergi musiman atau peradangan sinus.

Setelah itu dokter meresepkan obat semprot hidung dan antihistamin kepada remaja itu, dan menyuruhnya kembali dalam empat hingga enam minggu. Tetapi remaja itu tidak kembali lagi.

Menurut laporan tersebut, ia akhirnya kembali lagi setelah setahun kemudian, saat usianya 16 tahun dengan keluhan yang sama, bahwa ia masih mengalami hidung tersumbat sampai saat ini. Bahkan kini setiap kali ia buang ingus, ia menghirup aroma busuk memenuhi ruangan.

"Pasien melaporkan bahwa ia tidak merasa memiliki bau mulut, tetapi ia malu karena setiap kali ia membuang ingus selalu ada bau busuk," tulis laporan tersebut.

 

Simak Video Berikut Ini:

Melakukan Pemeriksaan

Maka dari itu dokter memutuskan melakukan CT scan dan ia melihat ada benda asing mirip bola dengan diameter 9 mm di rongga hidungnya, yang ternyata adalah pelet BB metalik.

Keluarganya mengungkapkan bahwa remaja tersebut pernah ditembak dengan pistol mainan ketika ia berusia 8 atau 9 tahun. Pada saat itu, ia tidak menunjukkan gejala apapun sehingga orangtuanya tidak memeriksakannya ke dokter.

Dilansir dari Live Science, menurut rekan penulis studi Dylan Z. Erwin, sekaligus merupakan seorang mahasiswa kedokteran di University of Texas Health Science Center di San Antonio, keberadaaan benda asing yang bersarang di hidung terkadang dapat menyebabkan bau busuk karena benda tersebut menyebabkan penyumbatan jalur drainase alami di hidung, sehingga terjadi penumpukan lendir, kotoran yang terhirup bahkan bakteri. Tetapi penumpukan ini tidak selalu memicu demam atau tanda-tanda lain dari infeksi seluruh tubuh, sehingga diagnosisnya bisa terlewat, kata Erwin.

Selain itu, peluru kecil di hidung remaja tersebut semakin sulit dikenali karena tertutupi jaringan baru seiring berjalannya waktu. "Jaringan yang tampak sehat telah tumbuh sempurna di atasnya," kata Erwin. Agar dokter dapat melihatnya, jaringan di sekitarnya harus diangkat melalui pembedahan, katanya.

"Itu telah bersarang di dasar hidung di bawah struktur yang disebut turbinate inferior. Pada dasarnya terjepit begitu erat, sehingga buang ingus pun tidak mampu menghilangkannya dan letaknya terlalu jauh ke belakang untuk mudah dilihat," tambah Erwin.

Cedera senapan angin sering terjadi pada remaja, tetapi kasus saat ini unik karena cedera itu terjadi sejak lama, dan anak laki-laki itu tidak memiliki gejala trauma hidung, kata laporan itu.

Jika benda asing tersangkut di hidung dalam jangka waktu yang lama, dokter mengkhawatirkan sejumlah komplikasi, termasuk perkembangan infeksi yang menyebar ke rahang atau mata; atau kerusakan tulang di dekatnya karena peradangan bertahun-tahun, kata Erwin. Selain itu, ada juga risiko pasien bisa menghirup benda tersebut jika terlepas dari hidung dan masuk ke bagian belakang tenggorokan, katanya.

Untungnya, remaja tersebut tidak mengalami komplikasi tersebut. Setelah operasi, jaringan hidungnya tampak normal, dan bau tak sedap menghilang, kata laporan itu.

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid
Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya