AstraZeneca: Tak Ada Bukti Vaksin COVID-19 Tingkatkan Risiko Pembekuan Darah

AstraZeneca mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan, terkait dengan kasus pembekuan darah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Mar 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2021, 12:00 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan farmasi AstraZeneca buka suara usai beberapa negara menghentikan sementara penggunaan vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan, akibat adanya laporan pembekuan darah.

Dalam siaran pers di laman resminya, dikutip Senin (15/3/2021), AstraZeneca menegaskan bahwa keamanan adalah hal yang terpenting, dan pihak perusahaan terus memantau keamanan vaksin tersebut.

Mereka mengatakan, berdasarkan peninjauan data keamanan di lebih dari 17 juta penerima vaksin di Uni Eropa dan Inggris, tidak ada bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam (DVT) atau trombositopenia, pada kelompok usia, jenis kelamin, kelompok tertentu, atau di negara tertentu.

Menurut perusahaan Inggris-Swedia itu, hingga 8 Maret 2021, di seluruh Uni Eropa dan Inggris terdapat 15 kejadian DVT dan 22 emboli paru, yang dilaporkan pada mereka yang disuntik vaksin COVID-19.

"Ini jauh lebih rendah daripada yang diharapkan terjadi secara alami pada populasi umum dengan ukuran ini dan serupa dengan vaksin COVID-19 berlisensi lainnya," tulis AstraZeneca.

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Publikasikan Laporan Keamanan

Mereka melanjutkan, laporan keamanan bulanan juga akan dipublikasikan di laman European Medicines Agency pada pekan berikutnya, sejalan dengan langkah transparansi yang "luar biasa" untuk COVID-19.

Menurut perusahaan itu, dalam uji klinis, memang ada sejumlah kecil kejadian trombotik. Namun, angka ini lebih rendah pada kelompok yang divaksinasi.

"Juga tidak ada bukti peningkatan perdarahan di lebih dari 60 ribu peserta yang terdaftar," kata mereka.

 

Pengujian Tambahan Sedang Dilakukan

Melihat Petugas Medis di Korea Selatan Latihan Suntik Vaksin COVID-19
Seorang pekerja medis menghadiri sesi pelatihan untuk mempelajari cara memberikan suntikan vaksin COVID-19 di Asosiasi Perawat Korea di Seoul, Korea Selatan (17/2/2021). Korea Selatan berencana untuk memulai inokulasi virus COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca pada 26 Februari mendatang. (AP Photo/Ah

Ann Taylor, Chief Medical Officer AstraZeneca mengatakan bahwa dari 17 juta orang di Eropa dan Inggris yang menerima vaksin mereka, jumlah kasus pembekuan darah yang dilaporkan dalam kelompok ini lebih rendah daripada ratusan kasus yang diperkirakan di antara populasi umum.

"Sifat pandemi telah meningkatkan perhatian dalam kasus individu dan kami melampaui praktik standar untuk pemantauan keamanan obat-obatan berlisensi terhadap laporan kejadian vaksin, untuk memastikan keamanan publik," kata Taylor.

Terkait kualitas, AstraZeneca menyebut tidak menemukan masalah yang dapat dikonfirmasi, terkait batch vaksin COVID-19 mereka di seluruh Eropa maupun di negara lain di dunia.

"Pengujian tambahan telah, dan sedang, dilakukan oleh kami sendiri dan secara independen oleh otoritas kesehatan Eropa, dan tidak satu pun dari pengujian ulang ini yang menunjukkan kekhawatiran," kata mereka.

"Keamanan publik akan selalu diutamakan. Perusahaan sedang menjaga masalah ini dalam peninjauan yang cermat tetapi bukti yang tersedia tidak mengkonfirmasi bahwa vaksin adalah penyebabnya."

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya