Satgas COVID-19: 27 Kasus Meninggal Usai Vaksinasi Tidak Terkait Vaksin Sinovac

Satgas mengatakan bahwa 27 kasus kematian usai vaksinasi tidak terkait dengan pemberian vaksin COVID-19 Sinovac

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Mei 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2021, 12:00 WIB
Wiku Adisasmito
Saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (11/5/2021), Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut perkembangan Indonesia lebih baik dibandingkan India yang sedang krisis COVID-19. (Tim Komunikasi Satgas COVID-19/Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Satgas COVID-19 menyebut, Komnas KIPI menemukan bahwa 27 kasus meninggal dunia usai penyuntikan dengan vaksin Sinovac tidak terkait langsung dengan vaksinasi.

"Setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait dengan vaksinasi," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers pada Selasa (25/5/2021).

Wiku menyebutkan 10 orang yang meninggal di kasus tersebut meninggal usai terinfeksi COVID-19.

Selain itu, 14 orang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak, dan 2 karena diabetes melitus dan hipertensi yang tidak terkontrol.

Wiku menegaskan bahwa tahap pra-vaksinasi adalah tahap yang penting karena pada prinsipnya vaksin hanya bisa diberikan untuk individu yang betul-betul sehat.

"Tahapan ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa prosedur medis yang dilakukan ini dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan," kata Wiku.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Penerima Vaksin Berhak Menerima Pelayanan

Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Petugas vaksinator menyiapkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut Wiku, sebelum divaksinasi, penerima berhak mendapatkan beberapa pelayanan seperti skrining mandiri yang meliputi riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan, dan konsumsi obat, pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah.

"Kemudian komunikasi terkait keamanan vaksin untuk meningkatkan rasa aman pasien dan penyediaan fasilitas dan pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pasien, misalnya bilik khusus untuk penerima vaksin berhijab maupun posisi penyuntikan yang nyaman," ujarnya.

Wiku mengatakan, berbagai kasus kejadian ikutan pasca imunisasi yang terjadi di lapangan bisa menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas pelayanan, serta pengingat bagi masyarakat agar benar-benar memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin.

Data dari Satgas COVID-19 pada Rabu (27/5/2021), melaporkan bahwa sudah ada 15.535.998 orang yang sudah menerima suntikan pertama vaksin COVID-19. Sementara itu, jumlah penerima vaksin kedua sudah mencapai 10.224.833.


Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya