Imbau Dokter Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19, IDI: Sampai Akhir Juli Siap Siaga

IDI juga berharap agar sekitar 200 ribu dokter yang ada di Indonesia bisa melakukan penanganan COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Mei 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2021, 08:00 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menerima Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin membahas vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan di Kantor PB IDI, Jakarta pada Senin, 11 Januari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mempersiapkan lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah meminta agar semua dokter untuk bersiaga hingga akhir Juli.

"Sampai akhir Juli, itu betul-betul hati-hati, dan siap siaga untuk tenaganya apabila betul-betul dibutuhkan," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M. Faqih di Jakarta pada Kamis (27/5/2021).

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Daeng berharap agar lonjakan kasus COVID-19 tidak seperti yang terjadi di akhir tahun hingga bulan Januari dan Februari 2021 lalu.

"Kalau lonjakan bulan-bulan ini tidak setinggi di akhir tahun atau awal tahun 2021, kami berharap itu masih dalam kendali yang sangat bisa dikendalikan," ujarnya.

Daeng juga mengungkapkan bahwa IDI telah membentuk Gerakan Dokter Nusantara. Dia berharap agar sekitar 200 ribu dokter yang ada di Indonesia bisa menangani COVID-19.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Semua Dokter Dilatih

Angka COVID-19 di Tanah Air Tembus Setengah Juta Kasus
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

"Kami tidak hanya ingin mengandalkan spesialis tertentu yang jumlahnya terbatas," kata Daeng melanjutkan.

Menurut Daeng, apabila COVID-19 hanya dibebankan ke dokter spesialis seperti paru atau penyakit dalam yang memang sudah terlibat secara khusus, maka akan sulit menangani apabila terjadi lonjakan infeksi virus corona.

"Sehingga kami sudah mengeluarkan kebijakan seluruh dokter boleh menangani COVID dan kami sudah meminta seluruh perhimpunan, seluruh cabang, seluruh IDI wilayah melakukan pelatihan penanganan COVID bagi dokter," katanya.

Meski begitu, Daeng mengatakan bahwa pada penanganan yang bersifat spesifik atau butuh tindakan khusus seperti memasang intubasi atau ventilator, mungkin masih akan dilakukan dokter yang telah menguasai secara teknis.

"Tetapi penanganan dan pengobatan secara umum, kami sudah terus menerus melakukan pelatihan untuk menyediakan tenaga kalau ada lonjakan," kata Daeng.


Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran
Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya