Kenapa Seseorang Bisa Alami Pendarahan Otak?

Kondisi ini terjadi saat pembuluh arteri pada otak pecah dan dapat membunuh sel-sel otak.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Penanganan Pecah Pembuluh Darah Otak Tanpa Pembedahan/dok. Unsplash Robina
Ilustrasi Penanganan Pecah Pembuluh Darah Otak Tanpa Pembedahan/dok. Unsplash Robina

Liputan6.com, Jakarta - Komedian Tukul Arwana dikabarkan tengah berada di rumah sakit untuk menjalankan perawatan akibat pendarahan otak. Hingga kini pihak keluarga masih menunggu kondisi Tukul membaik.

Pendarahan otak merupakan salah satu jenis stroke yang disebut juga dengan istilah brain hemorrhage. Kondisi ini terjadi saat pembuluh arteri pada otak pecah.

Pendarahan ini menyebabkan jaringan otak iritasi dan bengkak, atau disebut juga dengan cerebral edema. Darah akan menggenang dan menggumpal (hematoma). Gumpalan tersebut bisa akan menekan jaringan otak, hingga akhirnya memengaruhi aliran darah di sekitarnya menjadi tidak lancar.

Aliran darah yang tidak lancar ini membuat sel-sel di otak tidak mendapatkan oksigen dan makanan. Akhirnya, sel-sel otak rusak dan mati.

Kondisi ini merupakan keadaan medis yang darurat dan memerlukan perawatan sesegera mungkin. Pada beberapa kasus, pasien dengan kondisi ini berakhir dengan kelumpuhan permanen. Namun, tidak sedikit pula pasien yang berhasil pulih dengan sempurna.

Penyebab Pendarahan di Otak

Ada beberapa faktor risiko dan penyebab pendarahan otak. Yang paling umum meliputi:

  • Trauma kepala. Cedera adalah penyebab paling umum dari pendarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
  • Tekanan darah tinggi. Kondisi kronis ini dapat, dalam jangka waktu yang lama, melemahkan dinding pembuluh darah. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
  • Aneurisma. Ini adalah melemahnya dinding pembuluh darah yang membengkak. Itu bisa pecah dan berdarah ke otak, menyebabkan stroke.
  • Kelainan pembuluh darah. (Malformasi arteriovenosa) Kelemahan pada pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak mungkin muncul saat lahir dan didiagnosis hanya jika gejalanya berkembang. 
  • Angiopati amiloid. Ini merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi. Ini dapat menyebabkan banyak pendarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan yang besar.
  • Gangguan darah atau pendarahan. Hemofilia dan anemia sel sabit dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah. Pengencer darah juga merupakan faktor risiko. 
  • Penyakit hati. Kondisi ini berhubungan dengan peningkatan perdarahan secara umum.
  • Tumor otak.

Tanda-tanda & Gejala Pendarahan Otak

Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam. Mereka bergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahan pendarahan, dan jumlah jaringan yang terkena. Gejala cenderung berkembang secara tiba-tiba dan dapat memburuk.

Gejala yang paling umum muncul adalah sakit kepala, gangguan penglihatan, serta keseimbangan tubuh yang bermasalah. Berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang paling umum ditemukan pada pasien pendarahan otak:

  • Sakit kepala parah yang tiba-tiba
  • Kelemahan pada lengan atau kaki
  • Mual, muntah
  • Kesulitan berbicara atau mengerti pembicaraan
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan menulis atau membaca
  • Gangguan pada penglihatan pada salah satu atau kedua mata
  • Kehilangan keseimbangan dan koordinasi, pusingApatis, mengantuk
  • Kehilangan kesadaran
  • Linglung, mengigau
  • Indera pengecap yang tidak berfungsi normal

Jika Anda menunjukkan lebih dari satu dari gejala di atas, konsultasikanlah dengan dokter Anda sesegera mungkin.

Pendarahan Otak dapat Diobati

Apabila penyebab dan lokasi pendarahan telah diketahui, dokter akan melakukan penanganan dengan obat-obatan, perawatan medis, atau operasi. Tujuannya adalah untuk menghentikan pendarahan, menghilangkan penggumpalan darah, serta mengurangi tekanan pada otak.

Pada umumnya, pasien dengan pendarahan yang ringan akan ditangani dengan perawatan medis dan pemberian obat-obatan. Namun, pasien dengan pendarahan yang lebih parah akan ditangani dengan prosedur bedah atau operasi.

Obat- obatan tertentu juga dapat diresepkan. Ini termasuk obat penghilang rasa sakit, kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan, dan antikonvulsan untuk mengontrol kejang.

 

Reporter: Lianna Leticia

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kasus Covid-19 Melandai, Indonesia Tetap Waspada Gelombang III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kasus Covid-19 Melandai, Indonesia Tetap Waspada Gelombang III. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya