Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito A Damay, mengibaratkan penyakit jantung layaknya mobil yang sudah mengalami kerusakan sejak lama, tapi baru dibawa ke bengkel (diperiksa) setelah benar-benar mogok.
Ada pun maksudnya, penyakit jantung sebenarnya tidak datang secara tiba-tiba. Hanya saja, kata Vito, masih banyak orang kurang peduli akan hal tersebut.
"Kalau kayak mobil, tahunya kalau sudah mogok baru dibawa ke bengkel. Nah, itu hal yang sama. Kadang-kadang sudah ada kerusakan dari awal, mungkin bensinnya sudah tinggal sedikit, oli kapasitasnya sudah mau habis," ujar Vito dalam konferensi pers menyambut Hari Jantung Sedunia 2021 bersama Yayasan Jantung Indonesia (YJI) pada Senin, 27 September 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Waktu tiba-tiba mogok baru bilang 'kok saya serangan jantung ya? Kok ada penyakit jantung ya?'. Mungkin bukan enggak ada apa-apa, tapi tidak disadari karena kurang awareness atau mungkin ada tapi takut diperiksakan karena takut ketahuan sakitnya," Vito menambahkan.
Padahal, meski seseorang merasa takut dan tidak mengetahui bahwa dirinya terkena penyakit jantung, penyakit tersebut masih akan tetap berada dalam tubuh.
Sehingga melakukan pemeriksaan jantung rutin dan sedini mungkin dapat menghindari munculnya komplikasi lebih lanjut.
"Kalau diperiksakan dan tahu ada sakitnya atau mungkin ada gangguan jantung itu lebih baik, karena dari awal kita bisa mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Kalau enggak tahu ada penyakit jantung, bukan berarti penyakitnya akan hilang. Penyakitnya tetap ada, 'kan," ujar Vito.
Tingkatkan awareness lebih tinggi
Vito, menjelaskan, meskipun ada beragam cara untuk menerapkan pola hidup sehat seperti dengan berolahraga, awareness tetaplah menjadi hal yang penting. Mengingat sebenarnya rajin berolahraga pun tak menjamin bahwa tubuh akan terhindar dari penyakit jantung.
"Olahraga tetap bermanfaat buat jantung. Tapi yang menjadi masalah adalah kitanya sendiri yang harus aware apakah ada gangguan, yang berikutnya adalah bagaimana kita menjaga terus cek," katanya.
"Supaya tahu jantung kita dalam performa yang baik untuk bisa berolahraga atau beraktivitas fisik," ujar Vito.
Dalam konferensi pers tersebut, Ketua Umum YJI, Erni Nurjadin juga menjelaskan bahwa penyakit jantung merupakan penyakit multifaktorial. Artinya, penyakit jantung dapat disebabkan banyak hal.
"Harus dilihat kalau ada faktor-faktor lain misalnya apakah sudah mengonsumsi makanan yang sehat, apakah masih mengonsumsi makanan yang berkadar gula tinggi, berkadar lemak tinggi, tinggi kadar sodium atau garamnya," katanya.
"Lalu apakah masih merokok atau tidak? Apakah mengalami stres atau kurang istirahat? Nah itu ada hal-hal yang mungkin terlupa untuk dilihat,"Â Erni menekankan.
Advertisement