Kenapa Tubuh Memproduksi Upil, Apa Kegunaannya?

Anda mungkin mempelajari beberapa aturan kebersihan hidung dasar, misalnya jangan mengorek kotoran hidung ataupun sering memegang hidung. Tapi Anda mungkin bertanya-tanya mengapa tubuh memproduksinya dan apa kegunaannya?

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Okt 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2021, 13:00 WIB
[Bintang] Cuek Banget, 3 Zodiak Ini Nggak Malu Ngupil di Depan Umum
Jangan heran kalau kamu bertemu orang-orang yang suka ngupil di depan umum. Mungkin mereka dari zodiak-zodiak ini. (Via: wowreads.com)

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin mempelajari beberapa aturan kebersihan hidung dasar, misalnya jangan mengorek kotoran hidung ataupun sering memegang hidung. Tapi Anda mungkin bertanya-tanya mengapa tubuh memproduksinya dan apa kegunaannya?

Dilansir dari Health, profesor otolaringologi dan rinologi di University of Texas Health San Antonio, Philip Chen, MD, menjelaskan bahwa upil hanyalah hanyalah potongan lendir kering yang terperangkap di hidung.

"Upil terbentuk ketika udara melewati lubang hidung Anda. Sekresi cairan alami tubuh terperangkap di bulu hidung, dan udara yang melewati pernapasan hidung mengeringkannya," jelas Cory Fisher, DO, seorang dokter keluarga di Cleveland Clinic.

Meskipun tampak kotor, upil sebenarnya membantu Anda tetap sehat. Lendir upil terbuat dari bantuan perangkap kotoran udara, debu, dan puing-puing yang Anda hirup melalui hidung Anda mencapai paru-paru Anda. Itulah mengapa terkadang upil berwarna putih, kuning, bahkan kehijauan, yang merupakan cerminan partikel aerosol yang mereka blokir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kapan perlu khawatir?

Pada warna-warna tertentu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Warna kuning, coklat, dan hijau adalah normal, dan jika Anda terkena polusi udara atau asap, warnanya bisa menjadi hitam," kata Dr. Chen.

Selain itu, lendir di lubang hidung Anda membantu menjaga mikroba menular, seperti bakteri dan virus, masuk ke saluran napas Anda dan membuat Anda sakit. Sehingga tubuh memproduksi upil adalah hal normal. Hanya saja, infeksi dapat menyebabkan produksinya bertambah, yang menyebabkan jumlah lendir lebih tinggi dari biasanya.

Itu pula yang membuat Anda sebaiknya tidak mengupil. Sebab menempatkan jari ke dalam lubang hidung bisa secara tidak sengaja menularkan bakteri atau virus apapun di jari ke hidung Anda dan menciptakan skenario sempurna untuk infeksi.

Misalnya, Anda menyentuh permukaan, seperti gagang pintu, yang berisi virus flu. Ketika Anda memasukkan jari yang sama yang belum dicuci ke dalam hidung untuk mengeluarkan kotoran, Anda juga mentransfer partikel virus ke dalam sistem Anda. Ini juga berlaku sebaliknya, jari Anda dapat mengirimkan virus dan bakteri dari Anda ke permukaan lain yang Anda sentuh, sehingga berpotensi membuat orang lain sakit.

 


Risiko mimisan

Alasan lain Anda tidak boleh mengupil yaitu karena dapat menyebabkan mimisan, seperti dikutip dari Cleveland Clinic.

Tapi jika Anda merasa tidak bisa bernapas melalui hidung akibat penumpukan kotoran di lubang hidung, langkah pertama Anda yaitu membilas lubang hidung dengan air saline, yang menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, Anda dapat membelinya tanpa resep atau membuat larutan garam sendiri.

Dekongestan hidung juga dapat menghilangkan lendir dan kotoran jika bilasan saline tidak membantu, saran Dr. Fisher. Namun ia juga memperingatkan agar tidak mengonsumsinya llebih dari tiga hari. Karena obat tersebut dapat memicu kongesti rebound alias rhinitis medicamentosa, atau peradangan di hidung yang disebabkan oleh penggunaan dekongestan hidung topikal secara berlebihan.

Sementara jika cara-cara tersebut masih belum berhasil juga, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.


Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi

Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi
Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya